CINTA SEORANG PANGERAN

Pulanglah Ke Zamron



Pulanglah Ke Zamron

"Aku mungkin harus mulai membiasakan diri suka membaca juga agar Aku bisa mengikuti jalan pikiranmu. Aku tidak mau kelihatan orang bodoh setiap kali kita berbincang – bincang" Kata Pangeran Abbash sambil tertawa.     

"Selain membaca, pengalaman hidup juga akan mengajarkan banyak hal kepada kita. Nah menyambung pembicaraan yang tadi. Apa kau tahu kalau Ratu Ariel sedang sakit?" Kata Nizam kepada Pangeran abbash. Pangeran Abbash mendadak sedikit pucat mendengar kata – kata Nizam tetapi kemudian Ia berusaha menenangkan dirinya.     

"Ah.. Aku tahu lagaknya para ibu – ibu. Mereka acap kali menggunakan strategi sakit agar anaknya pulang. Aku tidak akan pulang dulu. Aku ingin menikmati kehidupanku dengan istriku tanpa gangguan siapapun. Aku tidak ingin mendengar orang – orang mengatakan hal negatif kepada Lila dan Pangeran Ezhar" Kata Pangeran Abbash sambil menggelengkan kepalanya.     

Nizam menjadi mengerutkan keningnya,     

"Pangeran Ezhar ? Anaknya Lilakah ? Apakah kau sudah memberikannya nama ? Karena terakhir kali Dia dan Alena masih memanggilnya dengan bocah lanang " Kata Nizam kepada Pangeran Abbash.     

"Sekali lagi anda benar. Ia sudah ku tanamkan dalam hatiku. Ia akan menjadi anak pertamaku. Aku akan menyayanginya sebagaimana anakku sendiri. Aku sudah membayangkan kalau aku membawa Lila ke kerajaan maka Ibuku pasti akan tidak menyukai Lila. Ia sebenarnya sangat ingin Aku menikah dengan Amrita tetapi Aku terus menolaknya, kemudian Ia juga menerima lamaran Ratu Sabrina untuk adikmu Putri Janet tetapi kemudian Aku menolak juga.     

Dan Aku masih ingat kau sangat tidak menyetujui pernikahan antara Aku dan Putri Janet sehingga hubungan perjodohan itu langsung kandas." Kata Pangeran Abbash membuat Nizam menjadi mengingat kalau Janet waktu itu menolak menikah dengan Pangeran Abbash. Nizam sangat yakin kalau Janet pasti belum tahu wajah Pangeran Abbash karena kalau tahu bukan mustahil Ia akan mengejar – ngejar Pangeran abbash.     

"Aku ingat tentang hal itu, Aku tahu kalau Aku tidak pernah menyesal sudah menolak perjodohan adikku denganmu tetapi Aku merasa yakin kalau adikku pasti akan menyesal kalau tahu betapa tampannya wajah sialanmu itu" Kata Nizam memuji tetapi sambil mengumpat. Pangeran Abbash tertawa tergelak- gelak saking senangnya ia mendengar pujian Nizam.     

Bagi pangeran Abbash mendengar pujian Nizam jauh lebih menyenangkan dibandingkan dengan tatapan penuh kekaguman yang diberikan oleh orang – orang ketika bertemu dengannya.     

"Aku senang mendengar pujianmu, Aku sangat tersanjung " Kata Pangeran Abbash.     

"Tetapi ini bukan pujian atau sanjungan ini adalah umpatan untukmu" Kata Nizam membuat Pangeran abbash semakin tergelak – gelak. Ternyata Nizam sangat jauh dari gosip diluaran sana yang mengatakan kalau Nizam sangat kaku, dingin dan kejam.     

"Yang Mulia ternyata orang yang humoris. Aku mendengar dari orang – orang kalau Kau adalah Pangeran yang sangat sulit untuk tersenyum. Wajahmu katanyan konon sangat datar bahkan tembok saja kalah datar dengan wajahmu. Kau sangat dingin bagaikan salju yang membeku dikutub utara. Dan kau sangat kejam bagaikan seekor harimau yang kelaparan.     

Tetapi nyatanya Anda begitu lucu dan suka bercanda. Aku tidak kuat untuk tidak tertawa dan yang lebih lucu kau bercanda tanpa memasang wajah lucu. Kau mengatakan hal lucu tetapi memasang wajah yang tetap datar."     

"Aku memang seperti itu dulu sewaktu Aku belum mengenal istriku tetapi karena Aku sudah menikah dengan alena dan kau tahu pasti seperti apa sifanya itu maka sifat humorisku seakan muncul dari dasar lautan yang terdalam " Kata Nizam sambil tersenyum.     

"Semoga Aku beruntung seperti dirimu. "     

"Hati – hati Lila dan Alena adalah dua orang yang memiliki kesamaan fisik tetapi memiliki sifat yang sangat jauh berbeda. Jadi Aku tidak ingin kau menikahinya karena memiliki kesamaan fisik dengan istriku" Kata Nizam.     

"Tentu saja tidak. Aku sudah pernah menyentuh banyak wanita dan Aku tahu persis bagaimana reaksi tubuhku terhadap wanita. Apa yang kurasakan saat menyentuhnya sudah membuatku tahu kalau Aku mencintainya apa adanya"     

'Kalau begitu Aku sangat bersyukur dan kembali ke topik yang tadi. Berita tentang ibumu yang sakit itu adalah benar. Karena Sultan Mahmud sendiri yang menelponku tadi pagi " Kata Nizam dengan wajah penuh penyesalan. Kali ini Pangeran Abbash mulai percaya dan wajahnya mulai keruh dan muram.     

Pangeran Abbash adalah anak kesayangan Ratu Ariel dan Ia sudah hampir setahun lebih tidak pulang ke Kerajaan Zamron. Ketika fitnahannya waktu itu Ia dihukum akan dihilangkan seluruh ilmunya oleh ayahnya sehingga kemudian Ia kabur ke Korea dan tidak pernah kembali lagi sampai hari ini. Ia tidak ingin terkena hukuman dari ayahnya. Dan itu membuat ibunya sangat terguncang dan Ibunya sering kali menelponnya hanya untuk mengetahui keadaannya. Tetapi sebulan yang lalu Ia mematikan teleponnya dan tidak mengizinkan siapapun menerima telepon dari kerajaan Zamron.     

Pangeran Abbash tidak mengira kalau Ibunya sedang sakit.     

"Mengapa Ibunda menjadi sakit ? Terakhir ku tinggalkan dia masih sehat" Kata Pangeran Abbash dengan sedih.     

"Aku sangat menyesal mengatakan ini tetapi sebaiknya Kau menunda kepergianmu ke Scotlandia dan kembalilah ke kerajaan Zamron walaupun itu hanya sekedar menengok " Kata Nizam. Pangeran Abbash terdiam.     

"Kau tidak tahu ibuku. Di berpendirian keras. Ibunda pasti tidak akan mengizinkan Aku tinggal di istana bersama Lila. Dia akan memusuhii Lila dan menyakitinya. Aku merasa takut kalau Lila tidak bisa menahan perasaannya " Kata Pangeran abbash.     

"Tapi walau bagaimanapun Dia adalah ibumu. Kau tidak boleh bersikap pengecut dengan memutuskan tidak akan menemuinya. Seorang ibu adalah orang yang melahirkan kita. Lalu bagaimana kita menjadi kesal dan berargumen dengannya tanpa menemuinya. Ini sangat menyakiti hati seorang ibu.     

Jikalau kalian memiliki perbedaan pendapat maka hadapilah dengan baik. Kau pikir bagaimana ibuku terhadap Putri Alena ? Dia sangat tidak menyetujui pernikahanku dengan Putri Alena yang dianggapnya berasal dari kalangan rakyat jelata " Kata Nizam     

"Aku sudah membayangkan hal itu " Kata Pangeran Abbash.     

"Tetapi sekarang hati ibuku sudah luluh dan bisa menerimakan Alena sebagai menantunya" Kata Nizam dengan perasaan tenang karena Ia melihat kalau Alena dan ibunya sudah mulai akrab.     

"Putri Alena bukanlah seorang janda dan Ia lebih bisa diterima daripada Lila " kata Pangeran Abbash.     

"Itulah sebabnya Kau harus datang dan memberikan penjelasan kepada Ibumu dengan baik – baik. Tidak perlu marah dan mengatakan kalau kau sudah dewasa dan bisa menentukan nasibnya sendiri. Karena bagi seorang ibu tidak ada yang namanya perubahan perasaan. Ia mencintai seluruh anaknya dan berhak ikut campur dengan urusan anaknya.     

Pulanglah dulu dengan membawa istrimu, Minta doa restunya. Dan itu mungkin saja dapat merubah perasaan ibumu kepada Lila. " Nizam kembali menepuk bahu Pangeran Abbash     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.