CINTA SEORANG PANGERAN

Nizam Sungguh Tidak Berperikeadikan



Nizam Sungguh Tidak Berperikeadikan

Raja Alimudin menatap pangeran Husen yang duduk membeku disamping asistennya dengan muka pucat. Ia seperti menaksir Pangeran Husen dan Ia juga menilai penampilan fisik Pangeran Husen. Pangeran ini walaupun tidak setampan dan segagah Nizam. Sebagai Pangeran dari Azura jelas tidak dapat diremehkan. Bukankah Lima orang Pangeran dari Azura yang terdiri dari Pangeran Nizam, Pangeran Thalal, Pangeran Husen, Pangeran Hamdan dan Pangeran Rasyid adalah lima orang Pangeran yang paling tampan dan berpengaruh di kerajaan Azura.     

Pangeran Husen juga memiliki kecerdasan tersendiri walaupun Ia sedikit kurang serius dalam belajar. Tetapi jika dibandingkan dengan seluruh pangeran kerajaan Rajna yang menjadi keponakannya jelas masih lebih unggul Pangeran Husen. Lagi pula kalau benar yang dikatakan Nizam bahwa Pangeran Husen ini akan menikah dengan Putri Amrita atau Nona Amrita maka Kerajaan Rajna akan mendapatkan dua dukungan yaitu dari Kerajaan Zamron sekaligus Kerajaan Azura.      

Dan yang terpentingnya lagi, Pangeran Husen ini tidak memiliki kemungkinan menjadi Raja sebesar Pangeran Thalal setelah Nizam jadi Pangeran Husen dapat mendampingin putrinya di dalam memimpin kerajaan Rajna. Ini sungguh ide yang brilian. Setidaknya pernikahan antara Putri Kerajaan Rajna dan pangeran Kerajaan Azura akan meredam semua ketegangan yang terjadi di antara dua negara.     

"Baiklah. ide pernikahan Pangeran Husen dengan Putriku Avantika tampaknya tidak terlalu buruk. Sesuai dengan perkataan Yang Mulia Pangeran Nizam yang telah membukakan hatiku. Aku benar - benar sangat mengagumi pemikiran Yang Mulia.     

Putri Alena, Anda memang benar. Suami yang Mulia sangat luas dalam pemikiraannya, akurat dalam menganalisa dan efektif dalam mengusulkan pendapat. Semoga dengan pernikahan ini akan membawa kebaikan kepada kita semua. Aamiin Ya Robbal Alamin"     

Pangeran Husen semakin marah karena mereka mereka memutuskan tanpa meminta pendapatnya. mereka menganggap dirinya siapa ?manusiakah ? atau Barang yang bisa di anggap sebagai penuntas masalah. Pangeran Husen tidak bisa diam saja. Walaupun Ia sangat menghormati kakaknya tapi ini menyangkut tentang nasib dan harga dirinya. Ia tidak terima dengan kesepakatan ini. Ia akan menolak perjodohan ini. Mengapa untuk menyelamatkan Putri Rheina yang manja dan menyebalkan itu Ia yang harus berkorban.     

Pangeran Husen tampak akan mengangkat tangan tetapi Nizam segera mengambil sebuah kacang di atas mangkuk kecil di depannya dan dengan gerakan tidak terlihat Nizam menyentil kacang itu ke tangan Pangeran Husen sehingga tangan itu kemudian menjadi kaku dan tidak bisa mengangkat lagi. Pangeran Husen segera tahu kalau itu ulah kakaknya. Dengan muka cemberut Ia menoleh ke arah Nizam dan Nizam langsung melotot sambil menggelengkan kepalanya.     

Melihat mata Nizam yang tampak sangat galak, Semangat Pangeran Husen yang menyala - nyala bagaikan kobaran api langsung terpadam. Ia tidak berani melawan kakaknya. Pandangan mata itu sudah menunjukkan kalau Ia berani membantah Nizam maka jangan harap Ia bisa hidup tenang. Pangeran Husen langsung mengomel.      

Dasar kakak tidak berperikeadikan. Mentang - mentang anak tertua seenaknya saja melakukan penindasan kepada adiknya sendiri. Dia pikir dia itu siapa? tidak menanyakan dulu kepadanya apakah Ia mau menikah dengan Putri Avantika atau tidak. Lagi pula siapa itu Putri Avantika. Kenal juga tidak. Ia hanya mengenal Putri Kumari dan tidak mengenal Putri Avantika. Sekali - kali kakaknya itu perlu diberi pelajaran.      

Lagipula Ia tidak berminat menjadi raja. Bahkan ketika ibunya mendoktrin dia agar bisa bersaing dengan Nizam Ia sama sekali tidak tertarik. Ia lebih suka bersenang - senang daripada memikirkan kerajaan yang membuat kepala jadi ruwet dan mumet.     

"Nah.. karena persoalan hari ini sudah selesai dan Aku amat sangat berbahagia, mari kita bersantap hidangan walaupun maaf Aku tidak bisa menyajikan hiburan karena memang kami sedang berduka" Kata Raja Alimudin.     

Nizam melirik lagi ke arah adiknya yang sedang menundukkan kepalanya dengan sedih. Nizam menghela nafas, Ia meminta maaf dalam hati kepada adiknya itu tetapi Ia tidak berdaya karena memang ini untuk kebaikan dari Pangeran Husen sendiri. Kalau Ia tidak menyingkirkan Pangeran Husen dari istana Kerajaan Azura maka Ia bisa dipergunakan lawan politiknya untuk bergerak melawan Nizam.     

Ketika Ia mengamankan Pangeran Thalal di sisinya sehingga Nizam merasa yakin Pangeran Thalal akan setia kepadanya maka Ia harus mengamankan Pangeran Husen di luar sistemnya. Pangeran Husen adalah pangeran yang sangat baik, polos dan senang bermain - main.      

Kemungkinan Ia dimanfaatkan oleh para lawan politiknya untuk menjadi pesaingnya sangat besar sehingga dengan menjadinya Pangeran Husen menjadi raja di Kerajaan Rajna maka Ia dapat memberikan Pangeran Husen wewenang penuh menjadi raja. Dan akan membuat Ratu Aura menjadi terpuaskan ambisinya. Nizam juga yakin dengan menjadi raja maka sifat kekanak - kanakan Pangeran Husen akan menghilang dan Ia akan belajar menjadi orang yang lebih bertanggung jawab. Mengamankan Pangeran Husen sekaligus melepaskan dirinya dari kewajiban menikahi adiknya putri Kumari hanya bisa dilakukan dengan menikahkan Pangeran Husen kepada Putri Avantika.     

Nizam tahu Pangeran Husen sangat marah kepadanya tapi tidak berani melampiaskan kemarahannya. Jadi kemudian Nizam berkata kepada Raja Alimudin dengan sopan.     

"Yang Mulia, Anggap saja kami sekaligus datang melamar Putri Avantika. Karena Ayahanda sedang sakit dan Ibunda tidak memungkinkan untuk datang mengingat Ibunda Ratu sedang ikut terlibat dalam penuntasan kasus Putri Kumari. Maka izinkanlah Aku atas nama keluarga mengajukan lamaran untuk Putri Avantika" Kata Nizam dengan hati - hati.     

Dan Raja Alimudin bukan tidak tahu arah dari pembicaraan Pangeran Nizam. Ia tahu kalau Nizam ingin agar Pangeran Husen bertemu dengan anaknya Putri Avantika karena memang begitulah aturannya. Jika pria itu datang melamar maka Ia diperbolehkan untuk melihat calon pengantinya sebelum pernikahan. Sehingga kemudian Raja Alimudin kemudian berdiri dan berkata,     

"Mari Anakku Pangeran Husen kita berbincang di tempat yang lebih pribadi" Kata Raja Alimudin. Nizam kemudian melirik ke arah adiknya dan mmberikan isyarat agar Pangeran Husen mengikuti Raja Alimudin. Pangeran Husen tampak berdiri dengan malas. Bibirnya masih manyun tetapi malah menambah ketampanan Pangeran Husen yang menggemaskan.      

Nizam juga menyuruh Maya dan Arani untuk mengikuti Pangeran Husen tetapi Ia tidak mengizinkan Alena beranjak dari sisinya. Ia masih bersikap waspada. Dan Nizam tidak akan meninggalkan Alena sedikitpun minimal sampai traumanya hilang.     

Istana Kerajaan Rajna tidak kalah indahnya dengan kerajaan Azura. Kalau Kerajaan Azura masih mempertahankan kekunoannya tetapi kerajaan Rajna ini sudah dimodifakasi dengan beberapa ruangan yang bergaya modern. Istana yang luas dan indah. "Anda sangat beruntung Yang Mulia. akan menjadi raja di kerajaan yang indah ini" Bisik Maya kepada Pangeran Husen.     

"Diam Kamu ! Aku tidak suka Kakakku melakukan ini kepadaku. Ini penindasan" Kata Husen tetapi Pangeran Husen langsung diam ketika Ia mendengar Arani berdehem, Hanya deheman tetapi sudah cukup membuat Pangeran Husen menutup mulutnya. Ia memang takut kepada Nizam tetapi lebih takut lagi kepada Arani. Arani seperti monster yang datang dari kegelapan dan siap merobek siapa saja yang berani melawan kakaknya Nizam.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.