CINTA SEORANG PANGERAN

Dasar Pangeran Husen Buaya Darat



Dasar Pangeran Husen Buaya Darat

"Jangan berkata seperti itu Yang Mulia. Pangeran Nizam itu sangat luas pemikirannya. Ia pasti sudah memikirkan semuanya yang terbaik untuk Yang Mulia, Percayalah semua akan baik - baik saja" Kata Maya sambil tersenyum membujuk majikannya.     

"Teganya Kau Maya, Kau ini asistenku. tetapi kau malah membela Kakakku" Pangeran Husen benar - benar cemberut. Ini seperti mimpi buruk. Ia bahkan belum menikahi Amrita karena suasananya keburu berkabung duluan. Padahal Ia sudah tidak tahan ingin segera bersanding dengan Amrita.      

"Bukan seperti itu. Karena ide Yang Mulia Nizam itu selalu brilian, betulkan seperti itu Nyonya Jonathan ? " Kata Maya sambil menyebut Arani sebagai Nyonya Jonathan dan itu langsung mengubah mood Arani jadi lebih baik. Ia sangat suka dengan sebutan Nyonya Jonathan. Jadi meriang badan Arani kalau mengingat suaminya yang menggemaskan itu.     

"Tentu saja, Mengapa Yang Mulia Pangeran Husen meragukan kepandaian kakak sendiri. Percayalah Ia tidak akan sampai mencelakai adiknya sendiri " Kata Arani sambil menganggukan kepalanya.     

"Tapi Aku tetap tidak mau menikah dengan.... " belum selesai Pangeran Husen berkata tiba - tiba pengawal yang di depan ruangan berkata.     

"Yang Mulia Putri Avantika dari Kerajaan Rajna memasuki ruangan " Kata Pengawal itu. Serentak tiga pasang mata segera menatap sosok tubuh yang sedang memasuki ruangan. Pakaian berwarna hitam tampak menyapu lantai, Pangeran Husen memadang dari bawah dulu lalu naik ke atas. Pinggang yang teramat ramping dan dada yang.. Pangeran Husen langsung menggelengkan kepalanya dan Ia kemudian tengadah melihat wajah si pemilik tubuh yang sangat indah itu tetapi the damn... wajah itu tertutup cadar tipis.     

"Mohon Izin untuk duduk " Suara itu begitu merdu. Pangeran Husen tidak mampu berkata apa - apa selain mempersilahkan Putri itu untuk duduk. Di belakangnya kemudian masuk ibundanya Putri Avantika dan Raja Alimudin. Pangeran Husen segera berdiri dan memberikan hormatnya.     

"Anakku jangan sungkan ! Silahkan duduk. Ini adalah putri Kami. Mudah - mudahan tidak mengecewakan dari Yang Mulia, ' Kata Raja Alimudin kepada Pangeran Husen, Pangeran Husen menganggukan kepalanya dan tidak berani berkata apa - apa. Ia hanya menundukkan kepalanya. Senakal - nakalnya Pangeran Husen tetapi Ia masih memiliki adab untuk tidak mengeluarkan perkataan yang tidak sopan     

"Hamba tidak berani Yang Mulia.." Kata Pangeran Husen.     

"Bukalah cadarmu, Avantika " Kata Ayahnya kepada Avantika. Avantika tersenyum melihat Pangeran Husen yang malu - malu. Padahal Ia tahu persis kalau Pangeran Husen adalah pangeran yang paling bandel di seluruh Pangeran Azura.     

Sama seperti para putri dan anak gadis lainnya. Para Pangeran Azura adalah idola bersama mereka. Selain tampan akhlak dari para pangeran itu sangat baik. Tetapi pangeran yang dihadapannya ini memang sedikit lain dibandingkan pangeran Yang lain. Itulah sebabnya Ia sangat menyukai Pangeran Husen lebih dari Pangeran Lain.     

Ketika Ayahnya bercerita bahwa Ia akan dijodohkan dengan Nizam, Ia tampak sedikit tidak setuju karena Ia tahu Nizam sangat mencintai Alena dan Ia tidak seambisi Kakaknya Putri Kumari. Jadi Ia sama sekali tidak berharap akan menikah dengan Nizam dan bersaing untuk mendapatkan cinta Nizam yang mustahil untuk di dapatkan.      

Terus terang Ia lebih menyukai pangeran Husen yang bersikap lebih merakyat dibandingkan dengan pangeran yang lainnya. Ia sangat suka berpesta walaupun pesta sebatas di istana bersama saudara wanitanya. Ia juga suka menyanyi dan menari. Ia juga suka melukis dan kolektor lukisan karya pelukis ternama bahkan diam - diam Ia memiliki lukisan hasil Pangeran Husen di kamarnya. Lukisan bunga anggrek yang sangat indah.     

Anggrek itu berwarna hitam seperti kulitnya hanya saja kulitnya tidak sehitam kulit Putri Kumari. Ia berkulit sedikit lebih terang. Jadi Ia selalu merasa kalau Ia adalah anggrek hitam yang ada dalam lukisan Pangeran Husen.     

Jadi ketika tadi ayahnya berkata bahwa Ia tidak jadi dijodohkan dengan Pangeran Nizam tetapi Ia akan dijodohkan dengan Pangeran Husen. Ia seperti ketiban durian runtuh dan tidak diminta dua kali Ia langsung setuju.     

Sayangnya Ia sedang berkabung sehingga Ia tidak bisa memakai pakaian yang indah di depan pangeran Husen. Tetapi walaupun pakaiannya hitam. Pakaian ini berasal dari kain sutra dengan hiasan renda di sana - sini yang semakin memperlihatkan keindahan tubuh Putri Avantika. Sebagai penari paling mahir di Kerajaan Rajna. Putri Avantika memiliki tubuh yang mendekati sempurna. Lemah gemulai dan berkulit sangat halus.     

Sayangnya tidak banyak orang yang tahu kecantikannya karena kecantikan tenggelam di bawah bayang - bayang kakaknya Putri kumari. Lagipula Ia tidak pernah menampakkan diri pada semua pria di luar istananya. Putri Avantika menatap Pangeran Husen yang menundukkan kepalanya. Ia lalu membuka cadarnya secara peralahan tetapi Pangeran Husen masih menunduk dengan perasaan yang kacau balau.     

Dalam hatinya Ia terus mengomeli Kakaknya Nizam. Ia jadi ingin bertarung secara jantan dengan kakaknya. Ia sungguh tidak ingin menikah dengan putri Avantika. Melihat Pangeran Husen yang masih menunduk. Raja Alimudin segera berkata lagi,     

"Lihatlah anakku karena pernikahannya akan langsung di adakan hari ini." Kata Raja Alimudin membuat Pangeran Husen terperanjat kaget, Ia langsung mengangkat wajahnya dan matanya secara otomatis langsung menatap wajah Avantika yang sudah dibuka cadarnya.     

Pangeran Husen langsung terpukau melihat kecantikan di depan matanya. Ia pernah melihat Putri Kumari saat dibandara. Ia kira putri itu adalah yang tercantik tetapi ternyata adiknya juga sangat cantik. Matanya begitu besar dengan hidung mancung dan bibir sedikit tebal bergelombang. Bulu mata yang sangat panjang menaungin mata yang berwarna hazel itu. Putri Avantika sangat mirip kakaknya tetapi kulitnya lebih terang.     

Kulit Putri Avantika seperti kulit caramel, coklat gelap dan kelihatannya sangat manis.     

"Bagaimana Yang Mulia ? Apakah ada yang hendak disampaikan ?" Kata Raja Alimudin tampak senang melihat Pangeran Husen terpesona melihat kecantikan putrinya.     

Pangeran Husen langsung menjawab, " A..aku tentu saja tidak keberatan. Kapanpun Aku siap" Kata Pangeran Husen dengan gagah tetapi Ia langsung meringis karena pinggangnya ada yang mencubit dengan keras.     

"Dasar mata keranjang ! "Maya tampak sangat kesal melihat Pangeran Husen langsung menyetujui perjodohannya hanya karena melihat kecantkan putri Avantika.     

"A..da apa kau mencubitku " Kata Pangeran Husen berbisik.     

"Yang Mulia memang buaya darat dan mata keranjang" Kata Maya tapi Pangeran Husen malah menjawab dengan santai.     

"Aku bukan mata keranjang. Kalian yang memaksaku. Aku hanya tidak sanggup menolak keinginan Kakakku. Ini demi kepentingan negara"      

Arani yang duduk di belakang Pangeran Husen sudah memegang pistolnya dengan erat. Ia menahan diri agar tidak menggetok kepala Pangeran Husen menggunakan pistolnya. Pangeran Husen sungguh bengal dan buaya.     

"Ah..baguslan.. semua berjalan lancar. Ayo kita mulai akad nikahnya " Kata Raja Alimudin.     

'Tapi ini sedang berkabung Yang Mulia?" Kata Pangeran Husen keheranan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.