CINTA SEORANG PANGERAN

Pangeran Nizam Harus Menyentuhku



Pangeran Nizam Harus Menyentuhku

Memasuki ruangan jamuan makan ternyata jamuan ini memang hanya untuk para penghuni harem. Di adakan di taman harem dengan gemerlapnya lampu menerangi taman bunga yang sangat indah. Alena dan Cynthia benar - benar kagum melihat buah - buahan yang berderet di sepanjang jalan yang mereka lewati dan semua bisa bebas mengambil. Buah - buahan itu terbagi - bagi menjadi beberapa kelompok. Buah Tropis, buah yang hanya tumbuh di padang pasir, buah yang tumbuh di negara sub tropis dan buah khas daerah tertentu.     

Bahkan Alena melihat deretan buah yang ada di negaranya seperti rambutan, sawo, pepaya, lengkeng, buah naga. kemudian ada buah yang umum di setiap negara seperti buah apel, pisang, anggur, straberry, buah pir, bluberry lalu dideretan sana ada buah persik, plum, kurma, peach, dan banyak lagi. Semua berderet - deret dengan penuyunan sesuai warna - warna buah - buahan itu sendiri.      

Alena dan Cynthia terkagum - kagum dengan penyajian makanan seperti ini, ini diluar kebiasaan yang pernah mereka temui. Setelah melewati deretan buah - buahan maka deretan selanjutnya adalah berbagai macam manisan kering dan basah. Ada macam - macam manisan buah - buahan, makanan kering, permen dan coklat. Lalu deretan minuman ringan yang bertaburkan buah potong.      

Ini sungguh persiapan yang tidak main - main. Dan Cynthia sudah bisa menebaknya siapa yang mengatur semua ini. Ia bukannya senang melihat penataan makanan yang begitu terasa sempurna di mata manusia. Siapa lagi yang begitu cerdas menampilkan sesuatu yang luar biasa kalau bukan Putri Kumari. Selama Ia dan Alena ada di Azura belum pernah ada penataan makanan seperti ini.     

Dan ketika Alena memandang semuanya dengan mata berbinar, Cynthia malah melirik ke arah Putri Kumari dengan pandangan menusuk. Putri Kumari sendiri dia pura - pura tidak tahu dengan pandangan mata yang menusuk dari Cynthia. Dia sibuk memberikan penjelasan tentang penataan makanan kepada Alena.     

Alena menganggukan kepalanya, gaun putihnya berkibar karena semilir angin yang bertiup menyejukan tempat pesta. Sudah banyak para putri yang datang ke ruangan terbuka itu dan mengambil posisi masing - masing. Beberapa meja dengan kursi yang jumlahnya disesuaikan dengan jumlah para penghuni Harem. Meja - meja bundar itu masing - masing memiliki centerpiece. Centerpiece adalah hiasan yang biasanya diletakan dimeja agar menarik perhatian orang - orang. Hiasan itu biasanya berupa bunga, buah - buahan atau deretan botol minuman yang dibuat seindah mungkin.     

Selera Putri Kumari benar - benar sangat elegan ketika dia memadukan rangkaian buket mawar dengan lilin romantis di setiap meja yang diberi penutup meja berwarna putih kombinasi dengan warna hijau yang sejuk. Di paling depan dan tengah ada meja yang memang khusus disediakan untuk duduk Nizam, Ratu Sabrina, Alena, Cynthia dan Putri Rheina. Sedangkan yang lainnya akan duduk di kursi - kursi yang sudah tata itu.     

Kursi tempat Ratu Sabrina adalah yang paling indah. Kursi itu tidak disusun bundar tetapi memanjang agar para putri bisa memandang wajah Nizam dengan jelas. Entah apa yang dirasakan Alena ketika melihat para putri berdandan begitu cantik dan seksi. Dandanan mereka tadi siang sudah begitu gemerlap apalagi sekarang di malam hari.      

Begitu Alena datang maka semua putri segera menepi dan memberikan jalan kepada Alena, Mereka tampak memberikan penghormatan sebagaimana mereka memberikan hormat kepada Putri Rheina karena memang baru mereka yang mendapat kedudukan istri yang sah Nizam. Dan sekali pandang Alena langsung dapat melihat Putri Rheina yang tengah berbincang - bincang dengan dua temannya yang menyebalkan itu.     

Putri Rheina langsung mendelik iri melihat dandanan Alena yang tampak sangat cantik. Dan Ia langsung tahu kalau Putri Kumari yang sudah mendandani Alena. Siapa lagi yang punya selera paling bagus disini kalau bukan Putri Kumari. Dandanan Alena yang sederhana malah membuat Alena tampil cantik sendirian. Ia bagaikan peri diantara para bidadari.     

Ia bagaikan mawar putih yang terselip diantara ribuan mawar merah, Ia bagaikan bintang timur yang mencuri keindahan para bintang lain. Bagaimana bisa ketika yang lain berpakaian dengan warna - warna mencolok serta perhiasan emas yang begitu mewah dan gemerlap. Alena tampil dengan gaun putih yang memperlihatkan sebagian dadanya dan punggungnya. Pinggang berlekuk dan hiasan sulaman emas yang detail. Rambut hitam Alena yang sedikit ikal bergelombang itu di tata sebagian dan sebagian lagi tergerai di bahunya.     

Tiara indah yang bertaburkan berlian itu menghiasi kepalanya. Dan itu sangat membuat Putri Rheina menjadi geram. Dengan langkah gemulai Ia mendekati Alena lalu memandangnya dari atas ke bawah. Kemudian Ia mengangkat alisnya.     

"Aku Akui kau sangat cantik. Walaupun badanmu pendek.. Kau hanya berutung saja dapat menjerat hati Yang Mulia. Tapi ingatlah roda itu berputar. Pada malam - malam selanjutnya Yang Mulia harus menyentuhku. Kau lihat ini ! " Kata Putri Rheina sambil mengangkat tangannya dan menggeser gaun di bagian lengannya. Ia memperhatikan bulatan merah di lengannya tanda Ia masih suci.     

"Tanda ini harus sudah hilang secepatnya.. Kalau sampai tidak hilang dalam minggu ini maka Ayahku akan menuntut Ibunda Ratu Sabrina karena telah membiarkan anaknya bersikap tidak adil. "Kata Putri Rheina membuat wajah Alena menjadi pucat pasi saking marahnya. Ketika Ia akan maju, Putri Kumari segera menghalanginya dengan sopan.     

"Putri Rheina selalu memancing emosi Yang Mulia Putri Alena. Dan itu saya pikir tidak terlalu bagus. Hari ini suami kita Yang Mulia Nizam baru saja datang. Dan bukan hanya Yang Mulia baru datang tetapi peristiwa pembajakan di pesawat juga membuat suasana kerajaan menjadi sangat genting.     

Kemungkinan akan ada pemeriksaan yang mendalam terhadap semua angkatan bersenjata Kerajaan Azura. Karena Jendral Imran adalah Jendral utama maka para anggotanya pasti sangat banyak. Dan itu memerlukan penyelidikan yang mendalam. Kalau kita sebagai para istri Yang Mulia Nizam malah ribut karena hal yang tidak penting maka itu akan malah memperkeruh pemikiran Yang Mulia Ratu Sabrina dan Yang Mulia Pangeran Nizam " Kata Putri Kumari dengan hormat.      

Dia bersikap hormat kepada Alena tetapi berkata sambil memunggungi Putri Rheina. Putri Rheina menjadi kalap. Ia segera mengangkat tangannya hendak memukul punggun Putri Kumari. Tetapi Putri Kumari yang merasakan ada gerakan di belakang tubuhnya maka Ia segera menggeser tubuhnya ke samping seraya tangannya bergerak di bahu Alena. Alena juga merasakan tubuhnya bergeser mengikuti gerakan Putri Kumari.     

Putri Rheina yang mengeluarkan kekuatan sekuat tenaga untuk memukul Putri Kumari menjadi sempoyongan karena yang dipukulnya begeser. Putri Rheina masih beruntung karena tidak terjatuh. Ia hanya hampir terjatuh ke depan.      

Putri Rheina semakin kalap dan Ia berbalik akan menyerang Putri kumari ketika di dengarnya penjaga di depan bersuara mengabarkan kedatangan Nizam dan Ratu Sabrina kepada para penghuni Harem.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.