CINTA SEORANG PANGERAN

Tindakan Provokasi para Putri



Tindakan Provokasi para Putri

Putri Rheina segera berdiri dengan anggunnya dengan memperbaiki postur tubuhnya. Para putri lainnya segera berderet di sisi kiri dan kanan untuk memberikan jalan bagi Nizam dan Ratu Sabrina. Nizam tampak datang dengan wajah datar dan dingin. Ia sama sekali tidak ingin berpura - pura sedang bahagia kalau bayangan Ammar yang bersimpuh di Nisan makam Zarina begitu membayangi kelopak matanya.      

Hari ini Ia merasa jadi orang yang paling kalah. Ia kalah karena tidak bisa melindungi jendralnya dari kejahatan orang lain. Ketidak adilan yang dirasakan Imran membuat Imran berkhianat dan pengkhianatan Imran membuat Ammar kehilangan istrinya. Ia harus berusaha merubah segala sikapnya. Sudah saatnya Ia menata ulang segala taktik dan strateginya. Mungkin Nizam harus sudah belajar untuk bersikap adil termasuk kepada para istrinya agar tidak jatuh korban lagi.     

Sebenarnya Nizam tidak ingin menghadiri jamuan ini. Ia ingin meringkuk dikamarnya dan berbaring di dada Alena. Ia ingin menenangkan hatinya karena melihat Ammar yang tampak sangat tidak berdaya. Ammar memang tidak menangis histeris. Ia hanya duduk di sisi Nisan Zarina dan menangis perlahan. Ia juga tidak perduli ketika beberapa anak buahnya berusaha membangkitkan dia. Ammar hanya memberikan isyarat agar Ia ditinggalkan sendirian. Ia ingin privacy.     

Nizam sebenarnya tidak tega meninggalkan Ammar sendirian tetapi selain Ia harus memberikan laporan kepada para tetua Ia juga harus menghadiri jamuan makan dengan para istrinya. Ia juga harus menengok Putri Mira yang keadaannya semakin parah. Jamuan makan itu tidak bisa dibatalkan sebagaimana pesta lainnya karena memang Nizam harus menyapa para istrinya. Ini adalah hal terpenting untuk kestabilan negara.     

Nizam juga sudah diingatkan berkali - kali oleh ibunya agar Ia segera menghadiri jamuan makan dengan para istrinya. Perdana Menteri Salman sudah sangat mendesak Ratu Sabrina agar Nizam bersikap adil. Putri Rheina belum pernah bermalam lagi dengan Nizam sejak malam pertama mereka. Bahkan kini semua orang sudah tahu kalau Putri Rheina nyatanya masih belum disentuh Nizam.     

Nizam kemudian melangkahkan kakinya berjalan di sisi ibunya yang berjalan dengan anggun. Mata Nizam sedikit menyipit keheranan melihat suasana pesta yang lain dari biasanya. Penataan makanan dan kursi, meja tampak lebih modern dan sangat indah. Ini seperti bukan gaya Azura yang serba mewah dan mencolok. Tapi ini nuasanya lembut tetapi tetap terkesan mewah.     

Para wanita yang berderet di sepanjang jalan menuju meja dan kursi tempat Nizam dan ratu Sabrina tampak tidak menarik perhatian Nizam. Tubuh mungil Alena yang mengenakan pakaian putih malah membuat Nizam menjadi terpesona. Sesaat bayangan Ammar yang sedang sedih menghilang dari pelupuk matanya.      

Wajah Alena yang cantik mampu membuatk pikiran Nizam kembali fokus. Ia lalu tersenyum tipis ke arah Alena dan Alena mengerling melihat betapa tampannya Nizam dengan pakaian khas Azura. para wanita yang berderet itu langsung merona melihat ketampanan dan kegagahan Nizam. Khayalan tentang Nizam kemudian malah membuat mereka menjadi bergetar. Betapa mereka semua mendambakan sentuhan Nizam.     

Begitu sampai di tempat kursi para penjaga wanita segera menarik kursi dan mempersilahkan Nizam dan Ratu Sabrina untuk duduk dan kemudian para wanita itu berderet untuk memberikan hormat kepada Nizam dan Ratu Sabrina. Satu persatu dari mereka dipanggil ke depan untuk diperkenalkan kepada Nizam.      

Mereka diperkenalkan dengan nama, usia, pendidikan, nama orang tua serta jabatannya dan kerajaan asal. Para putri itu tampak berjalan semampai dan bagaikan sedang pemilihan miss universe. satu persatu berjalan ke arah Nizam diperkenalkan oleh Hatice dan lalu memberikan salam kepada Nizam. Mereka mencium tangan Nizam di bibir mereka dan menyentuhkan ke mata kiri dan kanan mereka.      

Nizam merasakan bagaimana bibir para wanita itu menyentuh punggung tangannya dengan lembut dan mereka juga tidak hanya menyentuhkan tetapi juga menggesekkan bibir itu berkali - kali sebagai tanda bahwa mereka menunggu Nizam untuk menyentuh mereka. Nizam kemudian harus menyentuh kepala mereka dan memberikan doa seorang suami kepada seorang istri.      

Alena dan Cynthia tahu kalau memang ini adalah hal yang seharusnya Nizam lakukan karena mereka dulu pernah tinggal di harem dan melakukan sapaan para istri Nizam kepada Nizam dengan seperti ini. Perkenalkan ini memakan waktu lebih dari satu jam dan akhirnya selesai dengan memperkenalkan Putri Kumari.     

"Putri Kumari, delapan belas tahun, Dari Kerajaan Rajna. Putri kumari adalah ketua pelaksana dari pesta jamuan makan malam ini. Putri Kumari yang bertanggung jawab terhadap semua pesta ini. Dan Silahkan untuk menyapa Yang Mulia Pangeran Nizam " Kata Hatice sambil meminta Putri Kumari menyapa Nizam.     

Nizam memperhatikan Putri Kumari yang berjalan sedikit tegap tetapi juga tetap gemulai sebagaimana seorang putri. Pakaiannya juga tidak terlalu gemerlap. tetapi dada depannya tetap terekspos dengan besar. Putri Kumari masih sangat muda, Mungkin dia paling muda tetapi sudah memiliki talenta yang sangat baik. Putri Kumari menghadap Nizam membungkukkan badannya kemudian mengambil tangan Nizam.     

Ketika bibir indah dan lembut itu menyentuh punggung tangannya Nizam segera merasakan kalau lidah Putri Kumari tampak keluar dan menyapu kulit punggung tangannya. Nizam tampak menegang karena merasa kaget dengan keberanian putri itu. Putri itu masih sangat muda tetapi sudah memiliki cara untuk membuat laki - laki terangsang.     

Juluran lidah itu membuat kulit Nizam menjadi basah dan Nizam tidak berani marah atau berkata apapun karena memang ini adalah hal yang wajar. Seorang istri di dalam harem diperkenankan untuk memprovokasi pemiliknya atau suaminya agar menyentuhnya. dan itu akan menjadi strategi para wanita itu agar dapat sentuhan dari suaminya.     

Nizam menjadi kaku karena dari semua wanita yang mencium tangannya hanya Putri Kumari yang menjilat punggung tangannya. Nizam kemudian meletakkan tanganya dikepala Putri Kumari dan mendoakannya. Putri Kumari mengucapkan terima kasih.     

Setelah Putri Kumari kemudian Putri Rheina menghadap Nizam. Nizam mengangkat alisnya dengan lucu melihat Putri Rheina yang semakin cantik. Walau bagaimanapun Putri Rheina adalah orang yang sejak kecil sudah dianggap istri Nizam. Ia berada diasuhan Nizam sepanjang Nizam ingat.     

Sejak usianya lima tahun Ia harus sudah menggendong Putri Rheina dan terus sampai Putri Rheina mengdapatkan datang bulan. Dan sejak itu mereka dilarang bertemu secara pribadi kecuali pada pesta jamuan. Itulah dalam jarak yang cukup jauh.     

Putri Rheina tersenyum manis, hilang sudah sikap judesnya dan Ia menampilkan sisi bidadarinya dihadapan Nizam.     

'Yang Mulia senang berbicara dengan Anda kembali " Kata Putri Rheina sambil mengambil tangan Nizam dan menyimpan bibirnya diatas punggung tangan itu. Nizam menyimpan tangannya di kepala Putri Rheina dengan perasaan campur aduk apalagi ketika kemudian Ia merasakan ada tetesan air mata yang jatuh ke punggung tamannya.     

Sesaat Nizam menjadi bingung Ia hanya terdiam membiarkan Putri Rheina larut dalam kesedihannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.