CINTA SEORANG PANGERAN

Usulan Yang Menguntungkan Nizam dan Alena



Usulan Yang Menguntungkan Nizam dan Alena

Mendengar perkataan Putri Kumari entah mengapa ingin rasanya Ia menendang jauh putri itu dari hadapannya. Putri sialan itu mengeluarkan statment yang menjijkan baginya. Perkataan Putri Kumari yang memang kalau dipandang dari sudut normal adalah hal yang sangat wajar.     

Putri Kumari masih suci dan secara eksplisit ( terang - terangan ) mengatakan kalau Ia menenami Nizam maka malam akan berubah menjadi penuh kekacauan karena bukankah siapapun tahu bagaimana sakitnya bermalam pertama dengan Nizam. Dan bagi Nizam perkataan Putri Kumari adalah menjijikan. Sungguh walaupun ini adalah sandiwara Nizam tidak sudi diumpamakan akan menyentuh tubuh Putri Kumari.     

Tetapi walaupun Nizam merasa jijik, di sudut hatinya Ia mengakui kecerdikan rubah kecil itu. Karena alasan itu membuat amarah Ratu Sabrina langsung turun ke titiik nadir. Ia tersenyum sambil menjawil pipi Putri Kumari.     

"Kau benar, cantikku. Jangan sampai malam ini Kau menemani anakku karena nanti Ia tidak akan bisa istirahat. Ia akan sibuk menyakitimu " Kata Ratu Sabrina sambil berbinar - binar. Ada perasaan bergejolak di bagian perut Putri Kumari. Membayangkan adegan di taman tadi dan membayangkan perkataan dia sendiri bagaimana Ia disentuh oleh Nizam. Maka gejolak hasratnya langsung naik berkali lipat.     

Wajah Nizam sukar dilukiskan dengan kata - kata. Bagaimana Ia menyembunyikan perasaan jiik di wajahnya. Dua wanita itu telah menyakiti hati Alena. Dan salah satunya adalah ibunya sendiri. Bagaimana bisa Ia melawan ibunda yang sudah melahirkan dirinya dengan taruhan nyawa. Tetapi Ia sedikit terhibur ketika mendegar Ratu Sabrina berkata,     

"Jadi Ibunda Ratu, izinkanlah Yang Mulia Nizam dan Putri Alena untuk bermlaam bersama "     

"Baiklah tetapi bagaimana kalau putri yang lain protes ?" kata Ratu Sabrina dengan kebingungan.     

"Siapakah yang akan memprotes. Ini adalah hak preogratif yang Mulia Pangeran Nizam untuk menentukan siapakah yang akan bermalam dengan Yang Mulia. Lagipula Saya sudah memutuskan bahwa Yang Mulia akan bermalam dengan putri Alena tiga hari dalam seminggu" Kata Putri Kumari sambil mengerling genit. Nizam melengos walaupun dalam hatinya Ia ingin tahu apa yang akan dilakukan oleh putri untuk meyakinkan ibunya. Mengingat ibunya bukan orang bodoh dan termasuk ke dalam orang yang sukar diyakinkan.     

Dan benar saja, Ratu Sabrina langsung murka mendengar perkataan Putri Kumari dan Ia langsung berteriak membuat para putri langsung terdiam dan menghentikan kegiatan makannya.     

"Ini tidak lucu !! Kau jangan main - main. Aku sudah sangat percaya padamu tetap mengapa Kau hendak membuat kekacauan saat kedamaian sudah mulai tercipta " Kata Ratu Sabrina. Dan Nizam segera bereaksi.     

"Ibunda Ratu, bagaimana bisa Putri Kumari memiliki pikiran segila ini? Apa ibunda tidak salah memilih dia sebagai pengatur Harem ?" Kata Nizam dengan wajah begitu terkejut. Cynthia yang baru saja muncul dari taman belakang setelah menenangkan diri langsung terkesiap mengetahui akan ada perdebatan emosional. Dan Ia lalu berdiri sambil memandang Alena yang hanya terdiam terpaku.     

Tetapi wajah Putri Kumari tampak tenang dan tidak takut sama sekali ketika semua putri kini memandangnya dengan wajah buas dan saling berbisik satu sama lain.     

"Ampuni saya Yang Mulia. Sebenarnya ada apa ?' Kata Putri Rheina langsung menghampiri bibi sekaligus mertuanya itu.     

"Putri Kumari. Ini adalah perjamuan remsi dan aturan tadi sudah Aku tetapkan bahkan Pangeran Nizam sudah menyetujuinya. Benarkan begitu anakku ?" kata Ratu Sabrina kepada Nizam. Dan Nizam menganggukan kepalanya dengan pasti. Nizam tampak memasang wajah sangat serius.     

"Benar Ibunda. Aku bukan orang yang tidak tahu aturan. Bahkan istriku ini, Putri Alena sudah sangat memahami aturan Harem. Ia tidak keberatan Aku menggilir para istri dan selir dengan sangat adil. " Kata Nizam dengan ekspresi wajah yang prihatin membuat semua putri percaya kalau Nizam tidak ada sangkut pautnya dengan usulan Putri Kumari. Walaupun mereka juga belum tahu apa usulan putri Kumari itu.     

Putri Kumari sendiri tidak perduli apakah usulannya ini akan berhasil atau tidak. Apakah Ia akan berhasil meyakinkna ratu sabrina dan para putri untuk menerima usulannya atau tidak karena semua itu Ia harus lakukan. Kalau Ia tidak berani mengatakan ini maka Ia akan ditendang dari harem oleh Nizam jadi Ia hanya punya satu cara yaitu meyakinkan orang - orang agar Nizam bisa bermalam dengan Alena tiga kali dalam seminggu.     

"Saya Mohon Izin mengemukakan pendapat saya kepada para putri dan Ibunda Ratu" Kata Putri Kumari sambil membungkukkan badannya penuh dengan hormat. Putri Kumari telah terjebak ke dalam permainan yang diciptakan oleh Nizam. Nizam begitu cerdas telah mendorongnya ke dalam situasi yang serba salah. Sungguh tidak mudah untuk berada di sisi Nizam.     

"Tidak!! Aku tidak mengizinkanmu untuk berbicara omong kosong" Kata Ratu Sabrina dengan tegas dan membuat Putri Kumari menjadi sedikit berputus asa. Bagaimana bisa Ia meyakinkan para putri kalau Ratu Sabrina tidak memberikannya kesempatan untuk berbicara.     

Putri Kumari menundukkan kepalanya dengan sangat hormat. Ia sungguh berharap kalau usahanya untuk tetap berada di dalam harem akan berhasil. Ia tidak ingin keluar dari harem dengan begitu mudah.     

"Ampuni Aku yang Mulia Ibunda Ratu tetapi jika Ibunda tidak memberikannya izin kami tidak akan tahu omong kosong apa yang akan Putri Kumari bicarakan. Aku sangat tidak menyukainya " Kata Putri Rheina dengan sangat pongah. Ia memandang putri kumari dari atas ke bawah.      

Dia sangat senang melihat kekacauan yang sedang terjadi. Ia sangat berharap Putri Kumari akan di usir keluar karena saingan terberatnya akan berkurang satu. Bahkan Putri Kumari berhasil menggeser kedudukannya di sisi Ratu Sabrina bukankah ini sangat menyebalkan.      

"Istriku Putri Rheina ! Kau berkata benar. Bagaimana para istri dan selirku akan tahu apa yang sedang direncanakan Putri Kumari jika Ibunda Yang Mulia tidak memberikannya kesempatan untuk mengemukakan usulannya yang sangat luar biasa " Kata Nizam sambil tersenyum dan mengangkat alisnya dengan lucu.     

"Cih.. si licik Nizam itu sedang menjebak putri Kumari. Dia tidak main - main dengan perasaan bencinya terhadap putri itu " Bisik hati Cynthia. Ia kemudian melipat tangannya dan bersender di pohon kurma yang berderet memanjang. Ia tertarik melihat bagaimana Nizam mengadu kepintaran dengan Putri Kumari. Dan menang ataupun kalah kelihatan sekali kalau Nizam yang akan diuntungkan.     

Kalau Putri Kumari kalah dalam meyakinkan para putri dan Ratu Sabrina maka Ia akan ditendang keluar dari harem dan itu yang diharapkan Nizam. Dan kalau Putri Kumari menang maka Nizam akan mendapatkan keinginannya walaupun Cynthai sendiri belum pasti apa yang diinginkan Nizam dari usulan Putri Kumari ini.     

Ratu Sabrina merasa disudutkan oleh Nizam dan Putri Rheina apalagi kemudian para putri tampak menganggukkan kepalanya dan saling berbisik agar Putri Kumari di izinkan untuk berbicara tentang usulannya di hadapan mereka.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.