CINTA SEORANG PANGERAN

Senyum Cynthia



Senyum Cynthia

Cynthia tersenyum lebar sambil bersender ke batang pohon kurma. Setelah mengalami ketegangan di pesawat dan terpuruk dalam kesedihan karena kematian Zarina, Ia seperti mendapatkan hiburan yang menyenangkan melihat Nizam membully Putri Kumari. Cynthia sangat senang karena ternyata kecurigaannya terhadap Putri Kumari direspon dengan sangat baik oleh Nizam.     

Tadinya Ia merasa bersalah telah mencurigai Putri Kumari yang memang terlihat sangat baik. Walaupun kejahatannya sebenarnya belum terbukti karena selama ini Ia malah terlihat sangat membela Alena tetapi gayanya terhadap Nizam yang sudah menganggap seolah - olah jika Nizam itu adalah miliknya atau dia adalah milik Nizam membuat Cythia tidak bisa menerimakan hal itu.     

Cynthia bukan Alena yang memiliki hati seluas samudra yang kalau dilempar pil pahit satu truk kontainerpun tidak akan memberikan rasa pahit. Tetapi hati Cynthia hanya seluas permukaan sendok yang kalau disimpan satu butir pil pahit ya.. pasti akan terasa pahit rasanya.     

Cynthia bukan Alena yang lebih bersabar menghadapi sikap orang - orang yang menyakitinya. Ia adalah tipe wanita yang akan bereaksi keras jika Alena akan disakiti orang - orang. Cynthia masih bisa tahan kalau Ia disakiti tetapi jika Alena yagn disakiti maka Ia akan menjadi tameng bagi sahabatnya itu.     

Seandainya Putri Kumari menggoda suaminya, Ia tidak akan terlalu resah tetapi kalau Putri Kumari menggoda Nizam maka Cynthia akan menghalanginya habis - habisan. Cynthia merasa sangat bertanggung jawab terhadap nasib Alena di dalam harem mengingat bahwa gara - gara dialah Alena bisa menikah dengan Nizam.     

Para Putri kini mulai berani bersuara sedikit keras melihat Ratu Sabrina masih ragu - ragu tetapi kemudian Ia menyuruh Putri Kumari untuk berbicara karena Ia tidak tahan dengan tatapan semua orang yang seakan mendakwanya karena menyembunyikan permasalahan yang sangat penting.     

Putri Kumari merasakan hatinya sangat lega karena Ratu Sabrina memberikan izin untuk berbicara kepada para putri di Harem. Tadinya ia sudah sangat putus asa kalau seadainya Ratu Sabrina bersikukuh untuk menolak Putri Kumari meyakinkan usulannya. Nizam sangat pintar dan Ia pasti akan dengan sangat mudah ditendang dari dalam harem. Bukankah tadi Nizam mengatakan kalau Ia tidak dapat meyakinkan ibunya agar Nizam dapat bermalam tiga hari dalam seminggu maka Ia akan ditendang keluar dari dalam harem.     

Putri Kumari membungkukkan badannya dengan hormat sebelum Ia kemudian berdiri di depan para putri dengan penuh rasa percaya diri.     

"Para putri sekalian, Kita harus menyadari bahwa kita adalah wanitanya yang Mulia pangeran Nizam " Kata Putri Kumari sambil menarik nafas terlebih dahulu. Para putri tampak menganggukkan kepalanya menyetujui perkataan Putri Kumari. Mereka merasa tersanjung karena Putri Kumari menyebut diri mereka adalah wanitanya Nizam. Dan Nizam hanya terdiam sambil tetap memasang wajah acuh tak acuh tapi dalam hatinya Ia bersumpah akan mengeluarkan Putri Kumari dari dalam haremnya jika Ia gagal melaksanakan keinginan Nizam.     

"Sebagai wanitanya Yang Mulia maka sepatutnya kita semua menjadikan kebahagian Pangeran Nizam di atas segala keinginan kita." Kata Putri Kumari lagi sambil tetap tenang walaupun para Putri tampak sedikit bereaksi dengan kata - kata Putri Kumari. Perkataan Putri Kumari seperti sebuah kata yang menuntut suatu persyaratan yang harus mereka penuhi. Persyaratan jika- maka. Jika mereka wanitanya Nizam maka mereka harus memberikan kebahagiaan kepada Nizam. Yang jadi permasalahan adalah kebahagiaan berupa apa.     

Kalau kebahagiaannya berupa memberikan raga mereka untuk dinikmati oleh Nizam tentu itu akan menjadi pengorbanan yang sangat membahagiakan. Katakanlah itu pengorbanan karena mereka mungkin akan menderita dulu ketika disentuh pertama kali oleh Nizam.      

"Katakan kepada kita, apa maksudmu ? Dan jangan berputar - putar seperti itu" Kata Putri Rheina sambil cemberut kesal karena Ia tahu kalau Putri Kumari seperti sedang mempermainkan mereka.     

"Benar ! Katakan kepada kita apa maksudmu ?" Kata Putri Nadia dengan tidak sabar.     

"Baiklah kalian harus tenang dulu, Aku hanyalah pengatur Harem sementara yang tunduk kepada Ibunda Ratu Sabrina yang Mulia. Tadi Yang Mulia sudah mengatur pembagian bermalam kita dengan sebaik - baiknya. Yaitu satu hari untuk istri yang disukai oleh Yang Mulia, Dua hari untuk keempat istri sahnya dan empat hari untuk para selir yang akan dipilih secara adil" Putri Kumari kembali terdiam sesaat, membuat para putri menjadi tidak sabar ingin mendengarkan lagi.     

"Itu sudah kami dengar, Mohon untuk tidak berbicara sepotong - potong seperti itu karena membuat kami menjadi tidak sabar" Kata salah satu putri yang berpakaian gaun biru langit.     

"Ya.. baiklah. Aku harap semuanya tidak emosi dan Aku harap kalian juga mampu mencerna kalimatku dengan baik. Kita semua tahu kalau satu hari untuk istri yang disukai oleh Yang Mulia itu pasti Putri Alena " Kata Putri Kumari disambut gemuruh suara para putri yang seakan merasa sakit hati mendengar kata - kata putri Kumari.     

Mereka sudah tahu itu sedari tadi kalau istri yang akan dipilih oleh Nizam pastilah Alena kerana mereka juga tahu bagaimana Nizam begitu mencintai Alena tetapi tidak perlu dibicarakan terang - terangan seperti itu. Ini seperti membuka lebar luka yang mereka tutupi.      

Menjadi istri raja itu tidak mudah apalagi kalau rajanya itu hanya mencintai seorang istrinya saja dan menciptakan ketidak adilan bagi istri yang lain. Di Kerajaan Azura selama ini tidak pernah ada raja yang jatuh cinta kepada salah satu istrinya secara terang - terangan. Karena Raja Al-walid sendiri tidak terlihat mencintai salah satu ratunya. Ia membagi adil semua kasih sayang dan cintanya kepada semua istri - istrinya termasuk para selir.      

Tapi Nizam memang berbeda. Mungkin karena Ia lama hidup di Amerika sehingga ada banyak adat yang dia langgar termasuk membawa masuk wanita asing ke dalam istana dan bahkan akan menjadikannya seorang ratu yang sebenarnya itu sangat terlarang bagi keluarga kerajaan.     

Berabad - abad lamanya yang menjadi Ratu di kerajaan Azura adalah wanita dari Azura. Putri bangsawan sekaligus pejabat Azura. Mereka bahkan tidak pernah menjadikan putri utama dari putri kerajaan lain apalagi dari Negara yang diluar kerajaan Aliansi. Datangnya Alena ke dalam harem menciptakan kecemburuan yang besar bagi semua wanita itu.     

Mereka sebenarnya tidak keberatan berbagi Nizam dengan yang lain karena memang begitulah aturan kerajaan tetapi jika Nizam begitu mempertontonkan cintanya kepada Alena. Mereka menjadi merasa tersisih dan merasa tidak ada harganya di hadapan masyarakat. Jadi ketika Putri Kumari menyebutkan itu maka teriakan tertahan rasa tidak suka menggema disetiap kerumunan para putri itu.     

Cynthia semakin menyenderkan tubuhnya. Benar - benar sangat menarik dan menegangkan. Sekali Putri kumari salah bicara maka Ia pasti akan terseret keluar dari dalam Harem.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.