CINTA SEORANG PANGERAN

Keadilan Dari Ratu Sabrina



Keadilan Dari Ratu Sabrina

Pucatnya dan ketakutannya Putri Faiza dan Putri Keysa tidaklah sebanding dengan ketakutan Putri Rheina. Karena bukankah Ia pelaku peracunan Putri kumari yang sesungguhnya. Dari tadi Ia sibuk menenggelamkan diri dari pandangan para polisi wanita yang tergabung dengan SPI itu. Badan mereka tinggi besar dengan wajah yang jauh dari ramah. Mereka sangat tegas dan galak serta tidak pandang bulu dalam menegakkan wewenang karena mereka bertanggung jawab langsung kepada Raja dan Ratu bukan kepada panglima jendral atau menteri sekalipun.     

Hati Putri Rheina sangat ciut saking takutnya dengan para tentara anggota SPI itu itu tetapi dua putri temannya itu malah memancing pertengkaran dengan Putri Nadia sehingga kemudian para SPI wanita itu melirik ke arahnya. Putri Rheina mengeratkan giginya dan menunduk ke bawah pura - pura tidak tahu. Matanya yang beriak gelisah itu di alihkan dari perhatian mereka.     

"APA ? Kamu bicara apa ? Sembarangan menuduh orang?" Putri Faiza langsung bicara keras. Ia tampak sangat kesal dengan Putri Nadia. Agaknya kekesalan dia kepada Putri Kumari menjadi tertumpah kepada Putri itu.     

Tapi Para anggota SPI kemudian bergerak cepat. Beberapa dari mereka menarik tangan Putri Faiza dan Putri Keysa keluar dari tempat duduk para putri. bahkan sebagian menarik tangan Putri Nadia.     

Putri Faiza langsung berteriak dan memberontak keras. "Aku tidak mengerti mengapa kalian menarik tanganku dengan kasar. Hati - hati kamu ya.. Aku putri dari kerajaan Daffran. Tidak terima dengan perlakuan kalian" Teriak Putri Faiza.      

"Aku juga tidak terima Kau menyentuh tanganku. Aku putri dari Tuan Menteri Hasan. Ini sangat mengerikan. Aku tidak bersalah. Jangan mendengarkan perkataan putri busuk itu" Kata Putri Keysa dengan kalap. Tapi tekanan pada tangannya semakin keras ketika tangannya di pelintir ke belakang.     

"Kami meminta maaf atas perlakuan kami kepada kalian. Tetapi atas nama keadilan yang perlu di tegakkan. Sesuai dengan wewenang kami. Kami perlu mengamankan siapapun yang bertingkah mencurigakan untuk mempercepat proses penyelidikan karena sepanjang pemeriksaan belum berakhir kami tidak akan membiarkan para putri semua keluar dari pengawasan kami.Kalian tidak diperkenankan masuk ke dalam kamar kalian sampai semua selesai diperiksa. " Kata Seorang tentara yang berkulit coklat dan berwajah garang. Membuat hati menciut hanya dengan melirik matanya saja.     

Putri Rheina seakan ingin menenggalamkan badannya jauh ke dasar bumi. Ia merasa sendirian di dunia ini. Ia jadi ingin menangis tetapi Ia tidak berani bertindak bodoh lagi karena kalau menangis malah memancing kecurigaan orang. Jadi yang Ia lakukan hanya duduk tenang dan menutup mulutnya rapat - rapat.     

Tetapi Putri Nadia yang menyebalkan itu memang keterlaluan. Tidak ada yang luput dari pengamatannya. Ia yang diam saja ketika ditarik oleh para anggota SPI itu malah tersenyum sambil berkata tajam,     

"Biasanya, Senior mereka Putri Rheina paling agresif kalau sudah ada masalah dalam harem. Overacting dan mencoba tampil paling terdepan untuk mengatasi masalah. Tetapi sekarang Yang Mulia agaknya sedang tidak bersemangat. Sedari tadi dia diam saja. Padahal siapapun tahu bagaimana bencinya Putri Rheina kepada Putri Kumari dan Putri Alena " Kata Putri Nadia. Sekarang senyumnya berubah menjadi seringai tajam dan itu membuat hati Putri Rheina bagaikan mencelat keluar dari tubuhnya.     

Keringat dingin langsung mengalir deras, badannya sedikit gemetar. Apalagi ketika semua mata kini terarah kepadanya. Para prajurit wanita anggota SPI itu juga sekarang memandangnya. Tetapi mereka ternyata tidak dapat bertindak gegabah kepada Putri Rheina dengan beberapa alasan yang sangat kuat.     

Yang pertama putri Rheina adalah istri pertama dan yang sah dari Pangeran Nizam. Yang kedua adalah Putri Rheina putra dari perdana menteri Salman dan yang ketiga adalah Putri Rheina masih keponakan jauh dari Ratu Sabrina. Jadi ketika ada kecurigaan yang datang kepadanya, para anggota SPI itu malah tampak termangu sedikit ragu. Putri Nadia jelas menyadari hal ini.     

Matanya menyalang dengan buas. Sinar yang keluar dari matanya seakan menyapu semua tatapan mata yang kini memandang ke arah mereka semua. "Begitulah yang namanya ketidak adilan. Tidak memandang tempat dan derajat suatu kerajaan. Di dalam harem Yang Mulia Pangeran Nizam seharusnya menjadi tempat yang paling adil. Tetapi nyatanya itu salah. Kalian begitu cepat dan tangkas mengamankan Putri Faiza dan Putri Keysa ketika ada kecurigaan datang ke arah mereka.     

Bahkan kalian juga dengan cepat meringkus diriku ketika kalian sama mencurigai Aku tetapi ketika ada kecurigaan terhadap Putri Rheina kalian malah terpaku pura - pura tidak perduli. Ini sangat tidak adil." Kata Putri Nadia.     

Mulut tajam dengan lidah yang bagaikan sembilu menyayat hati itu seakan ingin membunuh putri Rheina dengan sayatan seribu pedang. Putri Rheina menjadi semakin membeku, mulutnya yang biasanya sama tajamnya dengan putri Nadia seakan menjadi kelu bagaikan terkena patek.     

Tampak suasana jadi semakin menegangkan, apalagi ketika Putri Faiza dan Putri Keysa sekarang ikut menatap dengan tatapan tajam ke arah putri Rheina. Tetapi mereka tidak memiliki keberanian bersuara untuk menyerang Putri Rheina sehingga mereka lebih memilih diam.     

Untungnya kemudian Ratu Sabrina datang dan berkata dengan wajah yang sembab " Tarik Putri Rhiena dan bawa ke ruang penyidik ! " Kata Ratu Sabrina dengan penuh wibawa. Putri Rheina yang sedari tadi menahan emosi segera menderaikan air matanya dan diam ketika ditarik oleh para anggota SPI itu. Sungguh tingkah yang sangat mencurigakan.     

Ratu Sabrina menghela nafas panjang, tadinya Ia sama sekali tidak ingin mempercayai analisa dari putra semata wayangnya. Ia sangat ingin menyangkal kalau yang melakukan adalah Putri Rheina. Ia tidak pernah menyangka sedikitpun kalau Putri Rheina akan melakukan trik kotor dan murahan seperti ini.     

Mengapa keponakannya itu begitu bodoh dengan meracuni Alena, mengapa dia bukannya bersaing secara sehat dan elegan seperti yang dilakukan oleh putri kumari. Mengapa Ia tidak mencoba mengambil hati Alena dan Nizam. Padahal dia memiliki ikatan emosional yang tinggi dengan Nizam.     

Ratu Sabrina hampir saja tidak mempercayai tingkah Putri Rheina yang jelas - jelas memperlihatkan kebersalahannya dengan kasus ini. Ia hapal betul tingkah dan sifat dari Putri Rheina. Kalau saja Ia tidak bersalah pasti Ia sudah meradang ketika di tuduh oleh Putri Nadia seperti itu. Tetapi nyatanya Ia malah terdiam dan menangis.     

Putri Nadia memberikan isyarat kepada dua orang anggota SPI yang memegang tangannya untuk mengizinkan Ia menghampiri Ratu Sabrina. Tapi anggota SPI itu hanya memberikan izin untuk berbicara dari kejauhan.     

Putri Nadia kemudian membungkukkan badannya memberikan hormat, "Terima kasih Yang Mulia Ibunda Ratu. Anda sungguh pantas menjadi Ratu dari kerajaan ini. Anda adalah orang yang sangat terhormat karena telah bertindak adil" Katanya berkata dengan sangat hormat. Ratu Sabrina hanya menganggukan kepalanya dan melambaikan tangannya menyuruh para anggota SPI itu segera membawa Putri Nadia untuk diselediki.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.