CINTA SEORANG PANGERAN

Pertemuan di Kerajaan Rajna



Pertemuan di Kerajaan Rajna

Matahari bersinar cerah menggantikan malam, Begitu matahari muncul dari ufuk langit, bintang - bintang segera melarikan diri karena kalah pamor dengan matahari. Jangankan bintang yang kerlipnya begitu kecil bahkan bulan juga tidak berdaya ketika matahari muncul dan menyebarkan sinarnya.     

Angin masih menggoyangkan dedaunan dengan lembut. Banyaknya pepohonan di Istana Azura membuat angin hanya bisa menghabiskan energinya untuk membuat daun - daun yang jumlahnya ribuan itu bergoyang - goyang. Suasana di istana Azura yang memang biasanya sangat hening dan jarang ada keramaian mengingat raja sedang sakit dan tidak adanya Pangeran Putra Mahkota kini tampak semakin hening.     

Suasana di dalam istana sangat mencekam persis seperti suasana pemakaman. Jangankan gelak tawa, senyum miris juga tidak ada satupun yang tersungging di bibir para penghuni istana. Kasus kematian Putri Kumari membungkam semua keceriaan karena kepulangan pangeran Putra mahkota. Terlebih mereka baru saja mendapatkan aksi pengkhianatan jendral idola mereka sekarang mereka dihadapkan dengan kematian Putri Kumari.     

Sungguh peristiwa tragis yang berturut - turut. Berita dengan cepat tersebar bagaikan api menyambar bensin. Dari mulut ke mulut dari wa ke wa, dari medsos satu ke medsos lainnya. Hanya dalam hitungan detik berita itu bahkan sudah sampai ke kerajaan Rajna. Tidak terkira murkanya Baginda Rajna yang bernama Raja Alimudin itu. Belum lagi istrinya yang meraung - raung mendengar kematian putri kesayangannya itu.     

Bagaimana bisa anaknya yang begitu muda dan penuh semangat itu harus mati mengenaskan di saat suaminya baru datang. Ini adalah hal yang sangat menyakitkan. Putrinya begitu bersemangat saat Ratu Sabrina melamarnya untuk dijadikan istri Pangeran Nizam. Desas - desus Pangeran Nizam yang sangat tampan dan berwibawa membuat Putri Kumari menyimpan harapan banyak seperti halnya para tetua kerajaan.      

Putri Kumari sendiri ternyata memang sudah mengidam - ngidamkan menjadi istri Nizam sejak masih kecil. Ia bahkan mengikuti kisah hidup Nizam secara diam - diam walaupun beritanya sangat sedikit. Ia ingin menjadi Ratu dari Kerajaan Rajna dan Azura sekaligus.      

Kematiannya kita membuat suasana berduka di seluruh kerajaan Rajna, bahkan Istrinya terus saja menangis sambil berteriak dan berbicara tak tentu arah.     

"Aku tidak mau tahu,Yang Mulia. Segera bawa anak kita pulang. Ini pasti berita bohong. Pangeran Itu sungguh keterlaluan. Dia tidak bisa menjaga istrinya dengan baik. Bagaimana bisa baru bertemu sudah meninggal. Ini pasti ada sesuatu" Ibunya Putri Kumari menangis sambil berteriak - teriak. Raja Alimudian tidak kalah kalutnya. Ia kemudian berdiri dan bergerak keluar. Berada di dalam kamar sambil melihat istrinya histeris sungguh malah menambah kalut hatinya.     

Berita kematian putrinya telah mengaburkan seluruh harapannya untuk menyatukan kerajaan Rajna dan Azura di bawah kepemimpinan Nizam dan Putrinya. Terlalu pahit untuk di cecap berita ini dan membuatnya berpikir dan berharap kalau berita ini adalah berita hoax untuk membuat kegoncangan kepada kerajaan Rajna dan Kerajaan Azura.     

Ia berjalan dengan langkah lebar ke aula tempat dia mengadakan pertemuan dengan para mentrinya. Hampir setiap hari mereka mengadakan rapat kerajaan untuk berdiskusi tentang banyak hal. Rapat itu akan di mulai pada pagi hari sebelum para menteri pergi ke departemennya masing - masing. Kemudian rapat kembali pada sore hari untuk melaporkan kejadian hari ini.     

Dan sesuai dugaan Raja Alimudih, para menterinya tampak sudah duduk di kursinya masing - masing dengan wajah yang sangat resah. Begitu dia datang para menteri segera berdiri dan memberikan hormatnya.     

Raja Alimudin hanya melambaikan tangannya dan meminta para menterinya untuk duduk. Ia langsung duduk dan mengurut keningnya.     

Para Menteri terdiam dan membeku membuat Raja Alimudin semakin ketakutan kalau berita kematian putrinya itu ternyata benar.     

Suasana malah menjadi hening, tidak ada satupun yang berani bicara. masing - masing orang malah berpikiran semoga ini hanya berita palsu yang ingin merusak hubungan kerajaan Azura dan kerajaan Rajna. Tapi semakin lama suasana menjadi semakin hening dan tidak ada satupun yang berbicara untuk mengklrifikasi berita ini.      

Hingga akhirnya Raja Alimudin berbicara, " Apakah tidak ada satupun dari kalian yang bisa menjelaskan kebenarannya? Ini harus segera di ketahui kebenarannya" Kata Raja Alimudin dengan muka yang sembab karena air mata yang tadi mengalir. Ia berusaha untuk menguatkan diri tetapi jiwa kebapaannya langsung runtuh ketika Ia mendengar Mentri Luar Negerinya berbicara,     

"Hamba mendengar berita langsung dari kedubes kita di Azura. Bendera setengah tiang sudah dikibarkan dan sebentar lagi mereka akan mengirim utusan ke Ibukota Kerajaan Rajna. Berkaitan dengan pemakamannnya. Apakah hendak dimakamkan di Azura atau di kerajaan Rajna" Kata Mentri Luar negeri dengan hati - hati.     

Dan berita itu langsung menutup harapan dari dalam dada Raja Alimudin. Ia segera menutup wajahnya dengan bahu terguncang. Membuat para menteri kembali terdiam dan tidak berani berbisik apalagi berbicara. Tiba - tiba Mentri pertahanan negera mereka berdiri dan berbicara dengan nada bergetar.     

"Mohon maaf Yang Mulia, tetapi Hamba berpikir masalah ini harus segera di selesaikan dengan tuntas. Hamba akan kirim sekelompok orang untuk menginvestigasi langsung ke Azura sekaligus membawa Jenazah Putri Kumari. Kita akan otopsi di sini untuk mencari tahu sebabnya.      

Jika ada hal yang mencurigakan atau memang kematian Yang Mulia disebabkan kelalaian dari Pihak Kerajaan Azura. Hanya satu kata bagi kita yaitu berperang. Kerajaan mereka harus tunduk terhadap kerajaan kita, mereka harus berada di bawah wewenang kita.     

Saatnya menunjukkan kepada Kerajaan Aliansi kalau kerajaan kita bukanlah kerajaan yang bisa ditindas seenaknya. Tidak dipandang sebelah mata. Ini adalah penghinaan untuk negara kita. Putri Mahkota kita, calon Ratu kerajaan kita wafat di dalam harem putra mahkota kerajaan Azura" Kata Menteri Pertahanan mereka dengan berapi - api karena penuh dengan kemarahan.     

Semua mata langsung menatap ke arah menteri itu dengan pandangan serupa. Mendadak kesedihan dari mereka berubah menjadi amarah. Ini seperti pembangkitan emosi dari orang - orang yang sudah tersulut dari tadi pagi sehingga kemudian suasana jadi menghangat. Ada gemuruh suara yang mulai terdengar dan masing - masing setuju dengan perkataan menteri keuangan itu.     

Raja Alimudin sendiri langsung berdiri dan berkata, " Segera kirim utusan untuk mengambil jenazah putriku. Aku akan menuntut balas atas kematian putriku. Aku ingin kejelasan yang sejelas - jelasnya dan siapapun yang bertanggung jawab terhadap kematian putriku harus dihukum dengan seberat - beratnya. Bahkan bila perlu hukumannya diserahkan kepada kita.     

Aku juga ingin mereka bertanggung jawab atas kerugian yang kita miliki karena kehilangan putri Mahkota. Jika mereka tidak dapat memenuhinya maka kita akan berperang melawan mereka. Siagakan semua tentara di daerah perbatasan !! " Kata Raja Alimudin disambut anggukan kepala semua orang.     

Seorang penjaga tampak mengawasi jalannya pertemuan para menteri dan Raja Alimudin kemudian Ia bergerak mematikan alat perekam yang merekam jalannya pertemuan itu dengan hati - hati. lalu kembali berjaga seakan tidak ada kejadian apapun.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.