CINTA SEORANG PANGERAN

Arani yang Hebat



Arani yang Hebat

Nizam sekilas tadi melihat kalau para penjaga tampak berlatih kurang semangat. Pelatih utama mereka sedang mendapatkan masalah sehingga menimbulkan hilang gairah di dalam berlatih. Dan Nizam ingin membangkitkan semangat para prajurit penjaga itu. Apalagi sekarang keamanan istana terlihat sangat lemah dan mudah disusupi orang.     

Dan memang benar, para prajurit penjaga itu langsung berdiri penuh semangat ketika Nizam hendak menyaksikan latihan mereka. Mereka juga melihat Arani yang akan berlatih bersama mereka. Ini sangat menarik.     

Arani kemudian membungkukkan badan terlebih dahulu ke arah Nizam untuk meminta izin. Nizam mengangkat tangannya dan memberikan izinnya kepada Arani.     

Arani kemudian berteriak kepada salah satu pelatih para prajurit. "Berikan tombaknya ! "      

Dan pelatih itu segera melemparkan sebuah tombak kepada Arani. Tombak itu terbuat dari kayu terbaik dan diujungnya diberi besi tajam. Azura sangat mempertahankan adat dan tradisi kerajaan dalam segala hal termasuk mempelajari segala persenjataan tradisional mereka. Para prajurit mereka harus menguasai ilmu menombak, memanah dan bermain pedang selain menggunakan senjata api.     

ketika tombak itu dilempar, Arani menangkapnya dengan gerakan yang indah dan lalu memainkan di tangannya seperti yang dipegangnya itu bukanlah tombak yang lumayan berat. Para prajurit penjaga itu langsung berdecak kagum melihat Arani memutar - mutar tombak itu menggunkan tangan kanan dan kiri bergantian.      

Wajahnya begitu dingin dan menakutkan. Arani melakukan antraksi memainkan tombak itu untuk memancing minat para prajurit. Setelah puas kemudian Arani meminta para prajurit yang sedang berlatih itu untuk maju bersamaan. Para prajurit itu sudah lama tahu kalau Arani adalah wanita yang terkuat di Azura tetapi jumlah mereka yang sedang berlatih di lapangan itu ada tiga puluh orang. Bukan jumlah yang sedikit apalagi mereka semua memegang tombak karena mereka memang sedang berlatih menggunakan senjata tombak.     

Pelatih mereka menyaksikan keragu - raguan pasukan yang sedang dilatihnya itu sehingga kemudian Ia berkata, " Maju semuanya.. dan seranglah Jendral Arani jangan ragu - ragu. Tunjukkan kemahiran kalian kepada Yang Mulia Pangeran Nizam. Dan jangan membuatku malu. " Kata Pelatih itu dengan keras. Nizam tersenyum dan berkata,     

"Robohkan Arani oleh kalian bersama - sama. Aku berikan hadiah jika kalian bisa mengambil tombak Arani atau bisa merobohkannya" Kata Nizam kepada pasukan itu. Mendengar perintah dari pelatih dan Nizam maka mereka tidak ragu - ragu dan segera menyerang Arani bersama - sama.      

Arani langsung bersiaga dan ketika puluhan tombak lantas menyerangnya bersamaan maka dengan gerakan lincah Arani meloncat ke sana kemari dan berkelit dengan indah.      

Ketika seorang prajurit menghujamkan tombaknya ke arah Arani, Arani meloncat sambil kemudian melentingkan tubuhnya ke belakang dan bergerak menyapukan tombakknya ke atas tombak para prajurit.     

Para prajurit yang terkena sampuan ombak Arani lansung mencelat ke belakang. Lalu Arani menekuk lututnya sedikit agar posisinya lebih rendah dari para prajurit yang sedang menyerangnya kemudian Ia menyapukan kakinya ke arah kaki para prajurit hingga mereka terjungkal.      

Setelah itu lalu Arani meloncat dan menjejakkan kakinya di atas tombak - tombak yang sedang menghunusnya bersamaan. Arani menjejakkan kakinya sambil mengambil tombak - tombak itu menggunakan ujung kakinya dan setiap tombak yang terlepas dari tangan para prajurit maka tombak itu mencelat ke atas dan Arani lalu mengambilnya satu persatu. Ada sekitar tombak di tangannya lalu Arani melemparkan tombak itu bersamaan hingga tombak itu menancap di batang pohom palem berjajar dari atas ke bawah dengan sempurna.     

Melihat gerakan Arani yang luar biasa indah maka mereka langsung berlutut dan menyerah, " Jendral Arani sangat luar biasa. kami menerima kekalahan dengan hati bangga" kata seorang prajurit dengan penuh kekaguman. Nizam bertepuk tangan melihat kemahiran Arani. Sungguh keterampilan yang luar biasa.      

"Bagus Arani. Kau memang sangat patut dibanggakan" Kata Nizam dengan mata berbinar - binar. Arani membungkukkan badannya dan menjawab,     

"Hamba tidak berani untuk membanggakan diri karena jika melawan Yang Mulia maka hamba akan langsung kalah dalam sekali pukulan" Kata Arani kepada Nizam dan Nizam menganggukan kepalanya.     

"Nah.. buat kalian. Berlatihlah dengan baik.. Oh ya Amar. Besok Aku dan Alena akan pergi ke Kerajaan Rajna. Aku minta pengawalanmu dan Arani untuk menemaniku. Aku tidak bisa meminta Pangeran Thalal dan Cynthia untuk menemaniku karena Mereka harus menjaga para bayi. Jadi bersiaplah bersama para penjaga sekitar dua puluh orang. Aku percayakan persiapannya kepadamu dan kepada Arani." Kata Nizam sambil kemudian berdiri dan melangkah pergi. Diikuti para penjaganya.     

Arani mengikuti Nizam dari belakang sementara Amar menyiapkan pengawalan Nizam untuk besok. "Kemampuanmu masih sangat hebat. Aku pikir setelah menikah tenagamu akan berkurang banyak" Kata Nizam sambil tersenyum kecil membuat wajah Arani memerah karena malu.     

Arani tahu maksud dari pertanyaan Nizam sehingga Ia menjawab, "tidak seperti itu Yang Mulia karena hamba harus tetap mengabdi kepada Yang Mulia" Kata Arani.     

"Aku sangat bangga kepadamu" Kata Nizam.     

"Hamba yang bangga kepada Yang Mulia. Pernikahan Amar dan Maya sungguh ide yang sangat jenius" Kata Arani memuji Nizam.     

"Amar sangat membutuhkan seorang teman ketika Rasyid sedang berjaga diperbatasan dan lebih berkutat dengan prajurit daerah perbatasan dan Imran tidak ada maka Amar tidak memiliki siapa - siapa lagi. Ia butuh wanita yang kuat" kata Nizam.     

"Yang Mulia memang sangat benar tentang hal ini. Menyatukan dua orang yang sedang bermasalah mungkin masing - masing akan dapat menyelesaikan permasalahan mereka" Kata Arani disambut anggukan kepala Nizam.     

"pada awalnya pasti sulit tetapi menurutku itu menjadi baik karena akan membuat kesedihan Amar berganti dengan kemarahan. Maya sendiri pada dasarnya sangat baik dan bertanggung jawab. Ia akan segera dapat mengerti kedudukannya sebagai seorang istri walaupun diawal jelas akan banyak kendala."     

Nizam sudah memperkirakan kalau diawal pernikahan pasti mereka sama - sama tidak akan saling menyentuh. Maya sangat membenci laki - laki dan Amar sedang keadaan terpuruk jadi di awal pernikahan mereka nantinya mereka tidak akan keberatan bahkan mungkin lebih bahagia jika saling menjaga jarak.     

Nizam sudah membayangkan bahwa pertengkaran yang nantinya akan terjadi akan membuat mental mereka menjadi lebih kuat dibandingkan sekarang. Lagipula setelah menikahi Amrita maka Pangeran Husen tidak perlu dijaga lagi oleh Maya. Amrita adalah wanita yang keras dan Maya juga keras jika Maya tetap akan menjaga Pangeran Husen maka akan terjadi bentrokan. Jadi ketika Nizam melihat bagaimana sedihnya Amar maka yang terlintas dalam otaknya adalah Maya, asistennya Pangeran Husen. Tentu saja Ia harus meminta izin kepada ibunya Pangeran Husen. Ratu Aurora. Karena Maya adalah orangnya Ratu Aurora yang memang sengaja disimpan di sisi Pangeran Husen untuk menjagainya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.