CINTA SEORANG PANGERAN

Indahnya Cintamu, Jonathan ( 9 )



Indahnya Cintamu, Jonathan ( 9 )

"Mengapa Kau mengatakan hal itu kepadaku? Itu adalah hal yang sangat memalukan? " Arani berkata sambil berdiri mukanya merah padam. Terhadap Alena dan Cynthia Ia masih bisa menahan diri karena mereka adalah majikan Arani. Tapi terhadap Jessi Ia merasa sederajat sehingga Ia tidak bisa menyembunyikan kemarahannya.     

Jessi yang menganggap bahwa persoalan yang sedang Ia bahas adalah hal penting dan bukan hal yang memalukan sehingga Ia menjadi tergagap saat melihat Arani marah. Dengan gemetar Ia segera bicara. "A..a..apanya yang memalukan? Aku anggap ini adalah persoalan biasa tetapi harus kusampaikan kepadamu. Me..mengapa kau jadi marah?" Kata Jessi sambil pucat pasi. Ia sekarang melihat Arani bagaikan monster yang datang dari dasar bumi dan siap menelannya dengan sekali telan.     

"Aku tidak perduli tentang hal itu. Itu bukan hal penting. Bagiku dia ada disampingku dan akan setia sampai mati, itu sudah cukup." Kata Arani dengan murka.     

"Ba..baiklah.. tadinya Aku pikir Kau akan terkejut melihat dia tidak bisa melakukan apa - apa denganmu di malam pertama sehingga kau menjadi sangat kecewa lalu kau akan melecehkannya. Sehingga Aku perlu bicara seperti ini kepadamu agar kau nanti memakluminya" Kata Jessi sambil memegang kotak kecil ditangannya dengan erat. Keringat dingin mulai mengalir membasahi pelipisnya.     

"Aku benar - benar tidak perduli tentang hal itu. Kau jangan khawatir lagi. Sekarang Aku ingin istirahat Kau sebaiknya pergi" Kata Arani sambil kembali duduk. Jessi menganggukan kepalanya dengan patuh. "Baiklah..baiklah " Katanya sambil berdiri dan melangkah pergi tetapi sesaat Ia akan membuka pintu dia teringat sesuatu lalu walaupun Ia sangat ketakutan.     

Jessi memberanikan diri untuk membalikkan badan dan berkata, " Aku lupa sesuatu " Katanya sambil melangkah mendekati Arani dan memberikan kotak kecil terbungkus kain beludru berwarna biru kehitam - hitaman.     

"Ini adalah perhiasan peninggalan ibuku. Aku sudah membagi dua antara Jonathan dan Aku. Kumohon terimalah walaupun mungkin harganya tidak seberapa" Kata Jessi sambil mengulurkan tangannya. Arani menggelengkan kepalanya. Wajahnya sudah melunak kembali.     

"Tidak usah terima kasih. Aku sudah memiliki perhiasan sendiri lagipula Aku tidak terlalu suka dengan perhiasan" Kata Arani menolaknya. Ia benar-benar tidak tertarik dengan segala macam perhiasan.     

"Maafkan Aku, tapi ini adalah peninggalan orang tua kami yang paling berharga. Sebagai tanda penghormatan untuk orang tua kami kuharap kau dapat menerimanya dan memakainya saat pernikahan besok. Pastinya Jonathan akan merasa bahagia" Kata Jessi memaksanya.     

Akhirnya Arani menerimanya sambil mengucapkan terima kasih. " Terima kasih Jessi. Maafkan jika Aku terlalu kasar kepadamu."     

"Tidak apa - apa, Aku permisi dulu " Kata Jessi kemudian dan Ia melangkah kembali ke arah pintu tapi kali ini Arani yang tiba - tiba teringat sesuatu. "Jessi!! Sebentar, Aku ada sesuatu yang hendak kubicarakan"     

Jessi terkejut Ia menjadi berdebar jangan sampai tiba - tiba Arani mengatakan bahwa Ia akan menggagalkan pernikahan mereka,. Bisa gila nanti adiknya kalau sampai pernikahannya gagal.     

"Ada apa?" Jessi membalikkan tubuhnya dan menatap calon adik iparnya.     

"Karena kau berbicara masalah bercinta, Aku jadi teringat sesuatu. Tolong katakan pada adikmu. Kalau untuk menyentuhku Ia harus bersih terlebih dahulu karena Aku tidak mau disentuh jika Ia masih belum bersih?" Kata Arani sambil memerah. Jessi menjadi terkejut dan bertanya - tanya.     

"Apa yang Kau maksud bersih? Apa adikku harus mandi dulu kalau ingin menyentuhmu atau bagaimana?" Tanya jessi keheranan membuat Arani tambah merah padam.     

"Bukan!! Bukan seperti itu, Aku tidak tahu harus mengatakan apa. Kau menghadaplah ke Yang Mulia Pangeran Nizam dan katakan apa yang ku katakan. Yang Mulia pasti mengerti" Kata Arani sambil kemudian mendorong tubuh Jessi keluar.     

"Tapi apa yang harus ku katakan pada Yang Mulia? Aku tidak mengerti apa yang kau bicarakan. Arani katakanlah apa maksudmu?"     

Arani menggelengkan kepalanya, "Aku tidak bisa mengatakannya, Aku malu jadi sebaiknya Kau diskusikan saja ini dengan Yang Mulia" Arani malah menutup pintunya. Akhirnya Jessi memberanikan diri menghadap ke Nizam untuk membicarakan permintaan Arani.     

Dilihatnya Nizam tengah berbicara dengan Ali, Fuad dan Pangeran Thalal tentang persiapan besok ketika Jessi pergi menghadapnya. Jessi menganggukkan kepalanya memberikan hormat kepada Pangeran tampan dihadapannya ini. Nizam mengerutkan keningnya heran mengapa Jessi menghadapnya.     

"Saya ada sesuatu yang harus disampaikan kepada Yang Mulia"     

"Oh ya? Tentang apakah itu?" Nizam bertanya sambil menatap tajam Jessi.     

"Arani ada suatu permintaan kepadaku tetapi sesungguhnya Saya tidak mengerti apa yang dimintanya" kata Jessi sambil tetap berdiri karena Ia belum dipersilahkan untuk duduk. Melihat Jessi masih berdiri Nizam langsung menyuruhnya duduk.     

"Maafkan Aku, Aku sampai lupa tidak menyuruhmu duduk. Duduklah Jessi!! dan Kalian Ali dan Fuad, berdirilah!!" Kata Nizam ke Ali dan Fuad. Ali dan Fuad juga saking takjubnya melihat Jessi mereka sampai lupa dari tadi hanya duduk ikut memandang makhluk di depannya. Ali dan Fuad segera berdiri, sedangkan Pangeran Thalal pindah duduknya ke tempat Nizam.     

Dengan kaku dan kikuk Jessi segera duduk di depan Nizam setelah mengucapkan terima kasih.     

"Nah sekarang katakanlah, apa permintaan Arani kepadamu? Dia menginginkan apa?" kata Nizam sambil sedikit kesal. Mengapa Arani sampai meminta sesuatu kepada Jessi. Bukankah Arani sudah tahu bahwa segala urusan pernikahannya dia yang akan mengurus. Mengapa bukan langsung saja dia meminta kepada Nizam. Mengapa harus meminta kepada Jessi.     

"Dia mengatakan bahwa Dia tidak ingin disentuh Jonathan sampai Jonathan bersih. Aku minta dia untuk memperjelas permintaannya tetapi dia menolak mengatakannya. Katanya Aku harus menghadap Yang Mulia dan mengatakan permintaannya karena Yang Mulia pasti memahaminya." Kata Jessi dengan polos     

Effek dari perkataan Jessi adalah Muka Nizam yang merah padam, Pangeran Thalal langsung terbatuk - batuk dan Dua pengawal Nizam yang serasa ingin langsung pingsan karena kaget.     

"Ada apa? Apa sebenarnya yang diinginkan oleh Arani. Mengapa Kalian begitu terkejut mendengarnya?" Jessi keheranan melihat tingkah orang-orang di hadapannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.