CINTA SEORANG PANGERAN

Aturlah Siasat Agar Lila Menerima Pangeran Abbash



Aturlah Siasat Agar Lila Menerima Pangeran Abbash

"Bagaimana dengan nasib Lila ? Lila yang malang. Seumur hidupnya Ia selalu menderita " Kata Cynthia sambil menundukkan kepalanya.     

"Aku juga sangat menyesali nasib Lila, maka dari itulah Aku tadi menemui Pangeran Abbash" Kata Alena dengan pelan. Mendengar Alena juga menemui Pangeran Abbash, Cynthia langsung menegang kembali. Melihat Cynthia menegang, Alena cepat – cepat menyodorkan pipi kanannya.     

"Kamu marah lagi Cynthia ? Kamu mau menampar Aku lagi ? Ini Pipi Kanan Aku. Aku mohon kalau kau hendak menamparku lagi, tamparlah pipi kanan aku. Soalnya tadi Kau menampar pipi kiriku jadi biar seimbang Kau kalau mau menamparku tampar yang kanan" Kata Alena serius membuat Pangeran Thalal yang berdiri dengan Amar langsung saling berpandangan. Suasana yang mengharu biru sekarang menjadi ternodai karena kata – kata Alena.     

Cynthia yang tadinya ingin marah jadi menahan tawa, " Mengapa Kau berkata seperti itu ?" Kata Cynthia kepada Alena.     

"Enggak sih, Cuma saja waktu di SD, aku termasuk murid yang sedikit malas jarang menulis sehingga membuat guruku jadi kesal. Ketika pas pelajaran matematika, Yang lain sibuk mengerjakan soal, Aku malah tidur di pojokan kelas. Guru walikelasku marah dan Telinga kiriku lalu di jewer sampai merah. Waktu itu, Aku menangis karena selain menahan sakit. Aku juga menahan malu.     

Ketika pulang sekolah, Aku mengadulah kepada Ibuku dengan harapan ibuku akan menghiburku. Tetapi ibuku malah nanya, ' Telinga mana yang di jewer ' Katanya. Kemudian Aku menunjuk telinga yang kiri. Usai menunjuk telinga Yang kiri ibuku langsung menjewer telinga yang kanan sambil berkata, ' Ibu jewer yang kiri sekalian, biar sakitnya seimbang.' Begitu kata Ibuku." Kata Alena sambil tetap menyodorkan pipi kirinya.     

Cynthia mendorong pipi kiri Alena dengan tangannya. Hilang sudah amarah dan perasaan paniknya. Mungkin sudah saatnya Ia lebih percaya kemampuan Alena dalam menghadapi kehidupan kerajaan yang kejam.     

"Sudah sana. Kau membuatku speechless. Jelaskan kepadaku dengan terperinci mulai dari kau menipu suamiku sampai kau menemui Pangeran Abbash itu " Kata Cynthia sambil tidak lupa melirik sadis ke arah suaminya ketika Ia mengatakan kalau Alena menipu Pangeran Thalal.     

Dan Pangeran Thalal pura – pura tidak mendengar kata – kata istrinya. Ia malah terlihat menatap ke arah langit – langit rumah. Pangeran Thalal tadi habis - habisan diomeli Cynthia karena berhasil di tipu oleh Alena dan menyebabkan Alena pergi meninggalkannya dengan mobil yang terkunci.     

Alena tahu kalau Cynthia kesal terhadap pangeran Thalal sehingga Ia kemudian mengelus tangan Cynthia. " Jangan begitu Cynthia, suamimu sudah mempertaruhkan nyawanya untuk mengejarku." Kata Alena membujuk Cynthia.     

"Aku masih sebal kepadanya.. " Kata Cynthia.     

"Jangan sebal.. sebal begitu, Cynthia nanti kau rugi sendiri " Kata Alena sambil nyengir ke arah Pangeran Thalal     

"Rugi apaan ?? " Cynthia terlihat sewot mendengar kata – kata Alena.     

"Kalau kau marah terhadap Pangeran Thalal nanti kau tidak dapat jatah nanti malam" Kata Alena sambil melirik ke arah pangeran Thalal lagi. Mata Pangeran Thalal melotot seperti hendak meloncat keluar.     

" Euh.. Amar, Ayo kita mengurus para korban kejadian hari ini. Kita harus memberikan santunan yang layak untuk mereka dan keluarganya " kata Pangeran Thalal sambil pergi melangkah meninggalkan Alena dan Cynthia. Amar sendiri merah padam dan segera pergi mengikuti Pangeran Thalal.     

"Mengapa kau mengatakan Hal yang memalukan seperti itu ?" kata Cynthia mencak – mencak.     

"Ini bukan hal memalukan. Ini adalah hal yang sebenarnya. Jangan sering – sering marah sama suami sendiri. Kita butuh mereka lebih dari apapun di dunia ini "     

"Apa maksud perkataanmu, Alena ?" Kata Cynthia semakin mengerutkan keningnya.     

" Di dunia ini kebanyakan para wanita terus berbicara tentang uang.. uang dan uang, padahal bagi seorang istri yang paling penting adalah suaminya sendiri. Suami lebih penting dari uang "     

Cynthia menatap Alena, Ia bersiap – siap mendengarkan teori ngaco Alena.     

"Sekarang begini, Cynthia. Kalau kau tidak punya uang lantas pinjam ke tetanggamu. Kira – kira tetanggamu marah tidak ? " Kata Alena.     

"Aku pikir tidak, mungkin Ia hanya akan memberi jika punya dan jika tidak Ia pasti hanya bilang tidak punya tetapi Aku pikir Ia tidak akan marah – marah "     

"Nah.. benarkan. Sekarang, coba kalau kau lagi kepingin begitu - begitu tetapi suamimu tidak ada. Jika kamu pergi ke tetangga lalu berkata, ' maaf Aku lagi kepengen, bisa tidak aku pinjam suamimu? ' Nah.. kira – kira apa reaksi tetanggamu? Sebelum Kau berhasil meminjam suaminya kau pasti sudah habis di caci maki olehnya. Maka dari itulah kita para istri jangan terlalu pemarah pada suami sendiri. " Kata Alena membuat Cynthia langsung mengurut – urut keningnya sendiri. Ia seperti sudah pernah mendengarkan teori ngaco Alena itu tapi entah kapan dan dimana.     

"Nah Kau sendiri, selalu bertingkah aneh – aneh yang membuat suamimu marah " Kata Cynthia sambil menunjuk muka Alena.     

"Eh.. kalau suami marah itumah urusan kecil. Tinggal buka saja baju di depan dia sambil pura – pura ga nyadar kalau dia ada di dekat kita. Di jamin dia akan lupa kalau dia sedang marah " Kata Alena semakin ngaco.     

"Kalau begitu, kenapa kau dicambuk Nizam waktu itu ? Bukannya kau telanjang saja sekalian di depannya " Kata Cynthia masih gemas.     

"Aku sudah pakai baju seksi, tetapi Nizam sangat marah waktu itu jadinya Aku malah ketakutan duluan. Harusnya waktu itu Aku langsung mengu...." Alena tidak melanjutkan perkataannya karena Cynthia langsung membekap mulutnya. Ia takut Alena melanjutkan perkataannya yang sudah sangat mengerikan di telinganya.     

"Kenapa Kau membekapku ? "Kata Alena sambil mengerutkan keningnya.     

"Kau pasti mau mengatakan hal jorok. Aku tidak suka " Kata Cynthia sambil melotot.     

"Jorok apanya ? Aku Cuma mau bilang Harusnya waktu itu Aku langsung mengu...capkan kata maaf. Itu bukannya mau ngomong jorok.. Pasti kau berpikir, Aku mau mengatakan mengulum yah.... Ha.. ha..ha.. otakmu yang sudah tidak beres " Kata Alena sambil ngakak guling – guling. Ia senang sudah mempermainkan Cynthia. Muka Cynthia merah padam karena malu     

"Sudah.. sudah Alena.. Kau membuat Aku jadi gila. Sekarang ceritakan kepadaku bagaimana kau bisa lolos dengan mudah dari kediaman pangeran Barry kalau kami saja hampir mati karena kekejamannya " Kata Cynthia.     

Setelah tawanya mereda kemudian Alena menceritakan segalanya kepada Cynthia.     

"Begitulah.. ternyata Pangeran Abbash jauh lebih baik dari kakaknya. Dia Ia terlihat menyesali semua perbuatannya. Lagi pula dia sekarang bersahabat baik dengan Amar. Aku jadi terpikirkan ingin menjodohkan dia dengan Lila.."     

"APAA?" Cynthia melotot kaget     

"Cynthia.. kaukan sangat pintar berstrategi. Tolonglah... Tolonglah kau atur siasat agar Lila mau menerima Pangeran Abbash " Kata Alena dengan wajah penuh pengharapan kepada Cynthia.     

Cynthia tidak menjawab, Ia malah mengambil segelas air yang ada dimeja dan menenggaknya sampai habis dalam sekali teguk saking kagetnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.