CINTA SEORANG PANGERAN

Semua Yang Terlibat Harus Mati



Semua Yang Terlibat Harus Mati

Mr. Anderson menggenggam erat handphonenya. Ia tampak mengeram dengan mata yang menyala. Wajah Nizam, Alena dan Lila berbaur dengan wajah Edward anaknya yang mati dalam pelukan Nizam. Rasa amarahnya juga membuncah kepada Pangeran Barry dan Pangeran Abbash. Ia merasa ingin membunuh semua orang yang ada kaitannya dengan kematian anaknya.     

Ia merasa depresi dan frustasi dengan kematian anaknya dan istrinya yang kini berada di rumah sakit jiwa. Bahkan sekarang istrinya sedang kritis karena tekanan darahnya naik drastis. Ia sudah memiliki rencana yang Ia anggap sempurna. Ia akan membunuh Lila, mengambil cucunya sendiri dan merawatnya. Ia juga akan menghancurkan Pangeran Barry dan Pangeran Abbash dan terakhir Ia akan berupaya untuk membalas dendam juga kepada Alena dan Nizam.     

Mr. Anderson kemudian mengangkat teleponnya dan berkata,     

"Anthony, Kau segera eksekusi langkah kita yang kedua. Kita melakukan penyerangan ke rumah sakit tempat cucuku dilahirkan. Ingat penyerangan ini harus tepat dilaksanakan saat dokter memberikan kode kalau cucuku sudah aman. Aku tidak ingin cucuku kenapa – kenapa.     

Dan sesuai rencana kemarin, kejadian ini harus dibuat seolah – olah Pangeran Barry yang berbuat. Kau tentunya sudah mempersiapkan beberapa orang dari Pangeran Barry yang berhasil membelot ke pihak kita " Kata Mr. Anderson kepada orang kepercayaannya.     

"Ya.. Pangeran Barry memburu semua orang yang terlibat penyerangan ke tempat wisuda itu. Dia sangat marah sehingga dia berencana akan menghabisi semua anak buahnya yang terlibat. Aku mencoba menarik mereka agar membelot ke pihak kita." Kata Anthony kepada Mr. Anderson.     

"Aku tahu kalau kau dapat diandalkan. Jadi atur saja olehmu. Aku hanya ingin semua yang terlibat atas kematian anakku mati. Termasuk menantuku yang tidak berhasil mendapatkan hati anakku. Aku tidak rela di hidup dengan mendapatkan banyak warisan dari anakku. Aku tidak ingin Ia menikmati semua kekayaan Edward sementara Ia gagal mendapat cinta anakku.     

Seandainya kalau Ia berhasil mendapatkan cinta anakku, tentu anakku masih hidup sekarang. Ia tidak akan mengorbankan dirinya demi menyelamatkan suami dari wanita yang sangat Ia cintai. Anakku juga terlalu bodoh untuk mencintai wanita yang tidak mencintainya. Aku sangat membenci orang – orang itu. Aku sangat ingin mereka lenyap dari muka bumi" Kata Mr. Anderson dengan wajah sangat gelap.     

"Aku mengerti Tuan. Jangan takut. Aku akan berusaha untuk membantu semua rencanaku. Kau tahu kalau Aku berhutang budi kepadamu. " Anthony tampak berkata dengan bersungguh – sungguh.     

"Terima kasih Anthony. Aku harap semua berjalan lancar. Sekarang kau segera atur anak buahmu untuk bersiaga. Kita akan lihat kalau Pangeran Barry tidak bisa mengelak dari kejadian hari ini. Karena ada anak buahnya yang akan terlibat. Kalau dulu anak buahnya tidak terjun langsung sehingga Ia bisa mengelak kalau itu adalah kerjaan para teroris dari Rusia tapi sekarang anak buahnya akan terlibat langsung dan Ia akan di deportasi dan kekayaannya di Amerika akan disita negara. Walaupun Ia tidak mati tetapi minimal Ia tidak akan pernah datang lagi ke Amerika.     

Oh ya ini tentang Putri Cynthia dan Pangeran Thalal yang ada di rumah sakit itu. Aku sungguh tidak menyangka mereka akan datang dan menggagalkan rencana kita yang pertama. Tadinya Aku tidak ingin ada pertumpahan darah dan keributan. Aku hanya ingin Lila mati dengan damai dan cucuku bisa selamat ke pangkuanku. Tetapi karena mereka ada sehingga kita harus mengubah rencana kita.     

Jadi jangan lupa Kau harus membunuh mereka juga. Aku yakin Pangeran Nizam akan merasa sangat sedih jika adik kesayangannya itu mati. Dan Ia akan tahu bagaimana rasanya ditinggal mati oleh orang yang kita cintai dan kita sayangi " Kata Mr. Anderson kepada Anthony dan dengan sigap Anthony langsung menjawab,     

" "Baiklah Aku mengerti. Aku tutup dulu teleponya. Aku akan kabari nanti situasi perkembangannya " Kata Anthony dengan sigap     

"jangan lupa keselamatan cucuku. Dia satu – satunya hartaku sekarang" Kata Mr. Anderson sambil menutup teleponnya.     

                               ***     

Rumah Sakit.     

Dokter yang menangani Lila baru saja hendak ke ruangan Lila ketika perawat datang mengetuk pintu dengan tergesa – gesa. Perawat itu sudah ada persekongkolan dengan dokternya sehingga Ia tahu persis bagaimana permasalahan yang dihadapi oleh atasannya itu.     

"Dokter.. Nyonya Anderson itu tampak sangat kesakitan dan pembukaan jalan lahirnya tidak naik – naik masih tetap di enam. Kemungkinan ini dapat membahayakan karena Nyonya Anderson tampak depresi dan malah menangis terus menerus. Aku khawatir Ia tidak dapat melahirkan normal.     

"Oh begitukah ? Tadinya Aku berharap dia dapat melahirkan normal agar prosesnya tidak lama. Tetapi jika memang seperti itu kejadiannya segara ambil tindakan saja. Jangan sampai mencelakai cucu dari Mr. Anderson. Kita semua akan mati jika sampai cucunya celaka. Siapkan meja oprasi ! "     

"Kita memerlukan tanda tangan keluarganya" Kata Perawat itu sambil menatap atasannya.     

"Tidak usah. Aku mendapatkan wewenang penuh atas tubuh menantunya itu" Kata si dokter sambil bergegas keluar dari ruangannya dan pergi menuju ruangan persalinan Lila diikuti oleh perawat kepercayaannya.     

Begitu masuk Ia melihat Cynthia sedang berusaha menenangkan Lila dengan mengelus – ngelus punggung Lila. Lila berbaring dengan tubuh menyamping agar Ia dapat menahan keinginannya untuk mengedan. Tubuhnya sedang berkontraksi dan si bayi sedang mencari jalan keluar tetapi karena Lila sangat sedih atau bagaimana, jalan bukaan lahirnya tidak beranjak naik.     

Cynthia segera menoleh ke arah pintu yang terbuka dan melihat dokter masuk ke dalam,     

" Tolong permisi dulu sebentar " Kata Dokter itu sambil menyuruh Cynthia untuk berdiri. Cynthia segera berdiri tetapi tidak pergi. Ia menatap dokter itu dengan seksama. Tetapi dokter itu tidak berani melarangnya karena memang belum masuk ke ruangan operasi.     

Dokter itu kembali memeriksa Lila, setelah beberapa lama memeriksa dengan teliti dokter itu lalu berkata,     

"Kemungkinan kita akan melakukan oprasi sesar. Kalau sampai ditunda terlalu lama tidak baik karena dapat membahayakan ibu dan bayinya."     

Lila menoleh ke arah Cynthia meminta pendapatnya. Cynthia sendiri merasa bahwa Ia memang orang awan yang tidak memiliki pengetahuan tentang kedokteran sehingga Ia menjawab,     

"Aku tidak mengerti apa – apa. Aku harap tindakan dokter merupakan pilihan yang terbaik untuk ibu dan bayinya. Tetapi Aku meminta izin untuk tetap mendampingi Lila di ruang operasinya" Kata Cynthia dengan tegas.     

"Sebenarnya rumah sakit kami tidak mengizinkan pendamping turut masuk ke ruang oprasi tetapi karena ini kasusnya luar biasa. Pasien terlihat sangat depresi maka Kami memperbolehkan Anda ikut masuk ke ruang oprasi. Tetapi dengan tetap mengikuti prosedur yang ada " kata Dokter itu sambil kemudian meminta perawat bersiap – siap untuk menyiapkan ruang oprasi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.