CINTA SEORANG PANGERAN

Persaingan Para Ratu



Persaingan Para Ratu

Sudah ketahuan kalau Putri Alicya benar – benar putri yang tidak ambisius padahal ayahnya adalah seorang menteri pertahanan. Diantara semua putri, Putri Alicya adalah putri yang paling lemah dan tidak berdaya. Mungkin karena Ia adalah putri bungsu yang selalu dimanjakan oleh ke enam kakak laki – lakinya.     

"Nah.. baiklah. Jadi yang Aku perlukan untuk pertama kali adalah proposal. Buatlah proposalnya sekalian dengan angarannya. Kau boleh meminta bantuan Sanita kepala Harem dan wakilnya Hatice untuk menanyakan apa – apa. Setelah selesai membuatnya segera kau berikan kepadaku dan akan Aku pelajari dengan para tetua.     

Aku harap kau bisa memulainya sekarang juga sehingga proposal itu akan segera selesai. Aku tidak keberatan dengan besarnya biaya asalkan semua masuk di akal. Kau bisa menyusun daftar menu, tamu undangan, pakaian yang diseragamkan untuk para pelayan dan tema gaun para putri. Ada sekitar seratus tiga orang putri yang ada di dalam harem.     

Bedakan dengan tingkatannya sehingga dalam pembagian gaun tidak menimbulkan masalah. Selir tingkat satu berasal dari putri para pejabat utama dari Azura, selir tingkat kedua berasal dari putri kerajaan Aliansi, selir tingkat ketiga berasal dari putri para pejabat utama dari kerajaan Aliansi dan selir tingkat keempat berasal dari putri para pengusaha.     

Pastikan mereka memiliki property untuk pesta sesuai dengan tingkatan dari selir karena akan mengakibatkan kegaduhan jika salah memberikan property. Selama ini permasalahan mengatur harem dipegang oleh Putri Rheina tetapi kali ini Aku serahkan kepada dirimu dan dibantu oleh Putri Alicya. " Ratu Sabrina menjelaskan secara panjang lebar. Ia benar – benar ingin fokus untuk mengatasi bencana alam tahunan yang sering melanda di wilayahnya.     

Putri Kumari diam – diam merekam semua percakapan dengan Ratu Sabrina karena Ia memang tidak membawa alat tulis atau agenda.     

"Oh ya, Aku ingin tahu. Apakah selain mahir berkelahi kau juga mahir menggunakan IT termasuk laptop dengan segala software-nya ? " Kata Ratu Sabrina bertanya kepada Putri Kumari. Putri Kumari dengan sigap menganggukan kepalanya.     

"Jangan khawatir Yang Mulia, Aku sangat mahir mengoperasikan banyak peralatan teknologi " Kata Putri Kumari mengundang banyak decak keguman termasuk Sanita yang berdiri di belakang Ratu Sabrina.     

Mata Sanita beriak tanda kagum tetapi tidak suka terhadap kemahiran. Ia melihat Putri Kumari sebagai ancaman dari tujuannya menjadikan Putri Rheina sebagai Ratu di kerajaan ini. Ia pikir saingan terberatnya adalah putri Alena tetapi ternyata ada lagi yang akan menjadi batu sandungan dari Putri Rheina. Ia sudah bersumpah setia kepada putri perdana Menteri itu.     

Sanita sudah senang ketika Putri Mira hendak bunuh diri, Ia malah menyesal ketika putri itu ternyata masih bisa selamat walaupun Ia menjadi sedikit gila. Selain Putri Mira ada Putri Alicya yang merupakan salah satu saingan terberat Putri Rheina tetapi Putri Alicya terlalu penakut dan pendiam sehingga Ia merasa kalau Putri Alicya tidak terlalu berbahaya bagi kedudukan putri Rheina.     

Ia tadi sudah mengedipkan mata ke Hatice agar Ia yang menghukum tetapi Ratu Sabrina malah memberikan cambuk ke Mahendri adalah salah satu pengurus dan penegak kedisiplinan di Harem dan si muka batu itu adalah orang kepercayaan dari Ratu Sabrina mana bisa diberi isyarat agar jangan mencambuk terlalu keras. Dan sialnya Ia harus memegang tangan Putri Rheina bersama Hatice.     

Setelah Putri Kumari dan Putri Alicya pergi. Sanita juga berpamitan untuk menengok Putri Rheina. Ratu Sabrina membiarkan Sanita untuk pergi. Ia melihat ke arah punggung Sanita yang berjalan menuju pintu keluar. Latifa asisten pribadi Ratu Sabrina juga tampak mengawasi Sanita.     

"kau pikir apakah terlalu aneh kalau kepala Harem terlalu dekat dengan salah seorang putri penghuni Harem ?" Kata Ratu Sabrina sambil kembali menekuni laptopnya. Ia sedang chating dengan menteri khusus yang menangani bencana alam. Sebelum Ia mendapat kepastian dari menteri lingkungan hidup dengan menteri pekerjaan kerajaan umum, Ratu Sabrina harus tetap mempersiapkan segala kemungkinan yang terjadi.     

"Tentu saja Yang Mulia, itu tidak seharusnya terjadi. Terlalu berpihak kepada salah seorang putri hanya akan kesulitan di dalam menegakan keadilan di dalam harem " Kata Latifa sambil memberikan isyarat kepada para pelayan agar menyediakan air minum dingin untuk Ratu Sabrina. Pelayan itu segera menghidangkan minuman sari melon yang diberi gula batu dan campuran cingcang daun mint rasanya begitu manis dan menyegarkan.     

Ratu Sabrina mengambil minuman kesukaannya itu dan meminumnya dengan penuh kenikmatan. "Tidak ada Nizam di istana dan kurangnya perhatian dariku membuat Harem semakin tidak karuan. Mereka tidak memiliki respect satu sama lain. Itu sangat berbeda dengan harem milik Yang Mulia Raja Al- Walid. Harem itu begitu teratur dan sangat nyaman " Kata Ratu Sabrina sambil kembali memainkan jemarinya di atas keyboard laptopnya.     

"Itu Karena para putri itu masih sangat muda dan sangat berambisius. Hamba sungguh tidak menyangka kalau Yang Mulia ternyata terlihat semakin tidak memihak kepada Putri Rheina. Padahal dari awal hamba mengira kalau Yang Mulia akan selalu membela Putri Rheina " Kata Latifa berhati – hati mengemukakan pendapatnya.     

Ratu Sabrina mengangkat bahunya, "Aku dulu sangat berharap kalau Putri Rheina dapat mewujudkan keinginanku untuk mempertahankan dinasti keluarga di kerajaan ini. Tetapi apa daya anakku tidak menyukainya. Lalu mengapa pula Aku harus memaksakan kehendak untuk mendukungnya. Walau bagaimanapun kebahagiaan anakku yang utama. Bagiku dia tidak melarikan diri ke Indonesia bersama Alena juga sudah merupakan anugrah yang terbesar.     

Anakku masih sangat menghargaiku, Seandainya Ia pergi dari istana entah apa yang akan terjadi dengan diriku. Aku pasti akan langsung disingkirkan dari kedudukanku sebagai Ratu utama dan mungkin Ratu Zenita akan mengambil alih kedudukan dengan menjadikan Pangeran Thalal sebagai penerus dari Raja Al-walid " Kata Ratu Sabrina dengan wajah alum. Hidup di Istana tidak seindah dibayangkan. Orang kadang menghormatinya karena kedudukannya dan jika orang itu sudah tidak menduduki suatu kedudukan maka orang lain dengan suka rela menendangnya dari hubungan kekerabatan ataupun hubungan pertemanan.     

"Apa Yang Mulia mengira Kalau Pangeran Thalal akan bersedia menggantikan Yang Mulia Pangeran Nizam?" kata Latifa.     

"Aku tidak yakin tentang hal itu tetapi yang pasti Ratu Zenita pasti akan berusaha sekuat tenaga untuk mewujudkan hal itu. Dia seperti seekor macan yang sedang tiarap dan menunggu saat yang tepat untuk menerjang menerkam musuhnya" Kata Ratu Sabrina membuat Latifa menganggukan kepalanya tanda menyetujui perkataan dari Ratu Sabrina.     

Selain Ratu Zenita Latifa juga yakin kalau Ratu Aura juga tidak kalah ambisinya ingin menjadikan Pangeran Husen sebagai Raja pengganti dari Raja Al-walid.     

"Hamba yakin kalau para Ratu mungkin saja berambisi untuk menjadi putra – putra mereka untuk menjadi raja tetapi apakah para pangeran itu mampu bersaing dengan Yang Mulia Pangeran Nizam ?" latifa tampak meremehkan keinginan para ratu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.