CINTA SEORANG PANGERAN

Beratnya Menjadi Seorang Ratu



Beratnya Menjadi Seorang Ratu

Ratu Sabrina malah tersenyum menawan. Giginya yang putih dan rapih itu tampak seperti berlian yang bergemerlap saling berebut cahaya. Latifa sampai terpesona. Pantas saja Nizam sangat tampan karena ibunya sendiri juga teramat cantik.     

"Kau tidak bisa meremehkan anakku. Kalian tahu sekuat apapun Ratu Zenita dan Ratu Aura memaksakan Pangeran Thalal dan Pangeran Husen untuk merebut tahta dari Putraku Nizam maka mereka hanya akan melakukan perbuatan yang sia – sia.     

Kau tahu bagaimana setianya mereka kepada Putraku. Bahkan Pangeran Thalal malah ikut menemani Kakak tirinya itu dibandingkan dengan tinggal di istana sedangkan Pangeran Husen sekarang dia juga malah pergi menyusul mereka.     

Anakku sangat cerdas dengan menjadikan kedua adiknya itu sebagai tangan kanan dan tangan kiri ditambah lagi dengan Jendral Rasyid yang sangat setia. Terus terang Aku merasa sangat mustahil Anakku bisa tergeser kedudukannya untuk saat ini.     

Tetapi tentu saja Aku tidak berani gegabah dengan situasi ini. Sekokoh – kokohnya batu karang maka Ia akan hancur juga kalau setiap hari terkena gempuran ombak. Para pangeran di istana ini bukan hanya Pangeran Nizam, Pangeran Thalal, Pangeran Husen, Jendral Rasyid dan Pangeran Hamdan. Ada banyak pangeran yang tidak terlalu dekat dengan anakku dan mungkin mereka akan menggeser kedudukan Nizam begitu ada kesempatan.     

Air yang tenang bukan berarti tidak ada arus di dalamnya. Berada di istana bertahun – tahun membuatku selalu waspada bahwa sangat sulit untuk mempercayai seseorang termasuk anakku sendiri " Kata Ratu Sabrina dengan pahit. Latifa terperangah mendengar perkataan ratunya itu.     

"Maafkan Hamba Yang Mulia. Apa maksud dari perkataan Yang Mulia dengan tidak mempercayai anak sendiri " Kata Latifa sambil mengerutkan keningnya.     

"Anakku Nizam itu sangat penurut dan patuh kepadaku. Ia tidak pernah membantah perkataanku termasuk melanjutkan kuliah Ke Amerika atas perintahku. Ia juga tidak pernah protes ketika Aku menyeleksi para gadis yang akan disimpan dalam haremnya. Ia sama sekali tidak pernah ada keinginan untuk menikahi siapapun termasuk menikahi Putri Rheina.     

Putri Rheina Ia terimakan sebagai jodohnya sejak kecil dan dia tidak pernah menunjukkan rasa suka atau tidak sukanya kepada Putri Rheina. Wajahnya tetap datar dan lurus. Aku pikir Aku akan sangat leluasa menikahkan anakku dengan siapa saja untuk mengikat para sekutu dengan kerajaan Azura.     

Tapi nyatanya apa yang terjadi ? Diakhir kepulangannya ke Azura Ia malah terpikat oleh Gadis Indonesia dan itu langsung memporak porandakan semua rencana yang sudah kususun dengan rapih. Ia bersikeras menikahi gadis itu sambil mempertaruhkan nyawanya.     

Dimatanya kita selain ada Aku ada Alena. Walaupun Ia mencintai Alena dengan cara yang berbeda dengan mencintai ibunya tetap saja Aku merasa cemburu diawal kedatangan Putri Alena. Walaupun akhirnya Aku bisa menerimakan kehadirannya ketika Aku mendengar teriakan kesakitannya disaat Ia menyerahkan kesucian kepada anakku.     

Di malam itu Aku menghargai seluruh kesakitannya yang Ia korbankan untuk malam kesucian dan Aku mulai mencintai Gadis itu. Jadi memang semua tidak bisa diprediksi dengan pemikiran manusia. Akan selalu ada takdir Tuhan yang tidak bisa Aku hindari.     

Walaupun demikian Aku akan terus berusaha untuk menjaga tahta anakku. Aku tidak ingin usahaku yang kubangun susah payah sejak Aku masih gadis sampai sekarang akan sirna hanya karena Aku tidak waspada " Mata Ratu Sabrina tampak berkilat – kilat.     

Latifa lalu membungkukkan badannya dan berkata, " Hamba akan selalu berada di sisi Yang Mulia untuk mewujudkan mimpi dari Yang Mulia "     

"Aku sangat berterima kasih kepadamu. Selama ini Kau lah yang mendampingiku. Kau menguatkanku di saat aku sedang lemah dan selalu memberikan ide dan saran yang sangat baik terhadap semua tindakan yang akan Aku lakukan "     

"Hamba sudah ikut dengan Yang Mulia sejak Hamba berumur dua belas tahun. Dan Hamba tidak pernah berniat sedikitpun akan meninggalkan Yang Mulia " Kata Latifa sambil tersenyum.     

"Terima kasih Latifa. Hanya Kaulah yang tahu kehidupanku seperti apa " Kata ratu Sabrina sambil menghela nafas.     

Latifa diam – diam memalingkan mukanya ke arah jendela kamar yang besar – besar dan penuh dengan ukiran yang indah. Menjadi Ratu tidak semudah yang dibayangkan dan Ratu Sabrina banyak menyimpan rahasia yang tidak diketahui banyak orang. Hanya Ia dan beberapa gelintir orang yang tahu bagaimana Ratu Sabrina berusaha keras untuk menjadi seorang ratu yang besar dan kuat.     

Ratu Sabrina berasal dari keluarga perdana Menteri Salman tetapi dengan derajat yang jauh di bawahnya. Tidak gampang bagi Ratu Sabrina untuk menduduki posisi seorang Ratu. Ia hanya sangat beruntung karena Raja Al – walid sangat mencintainya. Ia bahkan harus menyingkirkan beberapa wanita di harem yang mencoba merebut perhatian suaminya.     

Hanya Ratu Zenita, Aura dan Iklima yang Ia biarkan untuk menjadi Ratu selain dirinya karena para ratu itu terlalu sulit untuk disingkirkan. Ia juga harus bersusah payah berusaha untuk hamil dan Ia sempat keguguran berkali – kali. Walaupun Ratu Sabrina tahu bahwa terkadang kegugurannya itu entah ada kecurangan atau tidak dari penghuni harem tetapi ratu Sabrina tetap bertahan Dan akhrinya Ia berhasil hamil dan melahirkan anak laki – laki yang kuat.     

Ratu Sabrina berhasil mengalahkan Ratu lain karena kelahiran anak laki – laki pertama untuk raja Al- Walid. Dengan segera kedudukannya berubah menjadi Ratu Utama dan kepala harem.     

Dan setelah kelahiran Nizam, Ratu Sabrina diVonis tidak akan memiliki anak lagi sehingga Ia menggantungkan seluruh harapannya kepada Nizam. Hidup memang sangat berat tetapi Ratu Sabrina yang sangat ambisius sejak kecil tidak mengeluh sedikitpun. Ia harus tetap bertahan sampai Nizam menjadi Raja dan Ia menjadi ibu suri.     

Disaat Nizam menjadi Raja, Ratu Sabrina berharap Ia dapat beristirahat dengan tenang sambil mengawasi pertumbuhan cucunya. Ia tidak ingin terlalu terlibat lagi dengan urusan kerajaan yang membuatnya sangat lelah akhir – akhir ini. Mungkin karena faktor usia dan beratnya beban kehidupan terkadang membuat Ratu Sabrina sangat ingin segera beristirahat.     

"Tetapi walaupun kehidupan Yang Mulai sangat berat hamba melihat Yang Mulia Ratu terlihat sangat tenang dan sabar " Kata Latifa     

"Aku sebenarnya ketakutan dan selalu ketakutan. Entah apa yang sebenarnya akan terjadi dengan kepulangan anakku. Sifat keras kepalaku menurun habis kepadanya. Nizam menjadi sangat keras kepala setelah bertemu dengan wanita yang Ia cintai. Aku sebenarnya sangat ketakutan kalau kedatangan Pangeran Nizam bukannya membuat Kerajaan Azura menjadi tenang tetapi malah sebaliknya akan membuat kerumitan di dalam dan luar istana " Kata Ratu Sabrina dengan pandangan menerawang.     

Ratu Sabrina sekarang tidak percayai lagi kalau Nizam akan menerimakan semua penghuni Harem sebagaimana harapannya selama ini. Bahkan Ia juga meragukan kalau Nizam akan menyentuh istri - istrinya yang lain kalau Putri Rheina saja yang Ia kenal sejak masih kecil sampai sekarang masih suci.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.