CINTA SEORANG PANGERAN

Itu Tanda Cinta Dariku



Itu Tanda Cinta Dariku

Siapa yang tidak ingat dengan kalung itu. Itu kalau termahal di dunia dan didapat dengan susah payah hanya untuk menyogok Alena agar tidak marah. Kalau itu harganya hampir tiga triliun. Bayangkan saja uang tiga triliun mustahil di miliki oleh rakyat jelata bahkan dikalangan pangeran sendiri membelanjakan uang seharga tiga triliun hanya untuk sebuah kalung jelas akan berpikir ribuan kali.     

Bahkan dibandingkan dengan seluruh perhiasan yang ada dikerajaannya kalung itu adalah yang termahal. Kalung itu adalah benda termahal yang pernah dibeli Nizam seumur hidupnya. Dan Ia harus merogoh kocek yang sangat dalam untuk kalung itu.     

Kalung itu juga membuktikan kemahiran Arani melakukan negosiasi dengan pengusaha kaya raya dari Australia untuk merelakan koleksinya dibeli oleh Nizam.     

Kalung yang bertaburkan berlian permata itu sangat indah. mewah dan berkelas dan yang terpenting itu adalah lambang cintanya kepada Alena yang Ia beli dari uang hasil keringatnya sendiri.     

Bahkan Nizam masih sangat ingat dengan kotaknya yang berwarna merah tetapi kini berubah jadi berwarna biru dan lebih mewah. Dan Nizam sekalipun belum pernah melihat Alena mengenakan kalung itu. Dan Nizam juga seakan lupa saking banyaknya perhiasan Alena.     

Nafas Nizam sedikit memburu sambil menatap Alena. Ia merasa Alena sedikit keterlaluan. Bagaimana bisa Alena memberikan tanda cintanya kepada orang lain walaupun itu calon adik iparnya sendiri. Bahkan adik iparnya itu bukan wanita yang masih suci. Alena sendiri tidak mendapat hadiah semahal itu di hari perayaan kesuciannya.     

Melihat mata Nizam yang beriak aneh dan raut wajah yang kaku. Alena segera menutup kotak perhiasannya kembali dan menyimpannya di meja kecil. Alena segera tahu kalau suaminya marah karena kelakuannya. Tubuh Nizam kaku ketika Alena memeluknya dan memberikan ciuman lembut di bibir Nizam. Nizam memalingkan muka tidak suka.      

Alena mengelus punggung Nizam yang masih basah oleh keringatnya. Ia tidak ingin berbicara apapun dulu. Ada luapan emosi di dada Nizam karena menganggap Alena tidak menghargai cintanya. Ia mempersembahkan kalung itu dengan penuh rasa cinta kepada istrinya lalu mengapa Alena begitu mudah akan memberikannya kepada orang lain.      

" Kau marah ??" Kata Alena sambil mengelus dada Nizam. Alena sampai duduk dipangkuan Nizam dan terus merayu dan menciuminya.     

"Apa Kau tidak mencintaiku? " kata Nizam mulai bodoh kalau sudah terkena atmosfir budak cinta. Akal sehatnya langsung hilang. Nizam begitu sedih karena Ia mengira kalau Alena tidak mencintainya.     

"Apa yang sedang kau pikirkan ?" kata Alena sambil memainkan tangannya di bawah. Tubuh Nizam menjadi sedikit gemetar. Ia ingin menyingkirkan tangan Alena dari sana. Ia sedang marah dan tidak ingin Alena melakukan apapun yang sifatnya menggoda hasratnya. Tetapi ketika muka Alena menunduk dan melakukan gerakan yang sangat disukainya.     

Wajah kaku itu mendadak menjadi lembut kembali, Lidah dan bibir Alena yang lembut membuyarkan tekanan emosi yang sempat menyerang seluruh urat syarafnya. Darahnya tadi sempat panas karena emosi sekarang panasnya berubah bentuk. Panas yang ini menginduksi hatinya dan bukan kepalanya. Panas yang ini membuat dadanya berdebar kencang karena gairah dan bukan amarah.     

Nizam merenggangkan kedua kakinya agar Alena leluasa. Ia memegang bagian kepala Alena dengan lembut. Mulutnya mulai mengerang. Muka tampan itu memerah darah, bibir ikal itu mulai meracau. Ketika gerakan Alena semakin kuat Nizam sudah tidak bisa mengontrol tubuhnya lagi. Ia membiarkan air bah menerjang keluar dari tubuhnya. Bulir keringat kembali menetes. Posisi Nizam masih bersender di sandaran tempat tidur. Ia sudah sangat tenang sekarang.     

"Aku mencintaimu.. sangat mencintaimu. Jangan pernah kau tanyakan pertanyaan bodoh itu lagi " Kata Alena sambil menyenderkan kepalanya ke dada Nizam yang masih sedikit turun naik.     

"Tapi mengapa kau melakukan itu ? Kau tahu kalau kalung itu kudapatkan dengan susah payah. Kalung itu hampir menguras uang tabunganku yang berasal dari jerih payahku dan bukan uang pemberian kerajaan. Aku memberikannya sebagai tanda cinta kepadaku setelah hampir semua perhiasan yang kuberikan sebagai mas kawin berasal dari harta kekayaan kerajaan.     

Kalung itu adalah tanda cinta yang terdalam untukmu dan tidak ada duanya di dunia sendiri. Kalung itu teramat sangat mahal melebihi harga mahkota kerajaan Eropa" Kata Nizam dengan lembut.     

Alena malah balas tersenyum. Ia mengangkat mukanya dan memegang muka Nizam dengan kedua tangannya.     

"Cintaku padamu tidak bisa diukur hanya oleh harta. Aku bukannya tidak menghargai pemberianmu tetapi Aku malah sangat menghargainya. Selama ini Aku perhatikan kau terus gundah memikirkan adikmu. Aku belum pernah melihat wajahmu sekusut itu hanya karena memikirkan masalah pernikahan. Bahkan Kau masih bersikap tenang ketika Pangeran Thalal menikahi Cynthia tetapi melihat penderitaan Pangeran Husen karena cinta langsung membuatmu menjadi sangat gelisah " Kata Alena perlahan – lahan.     

Nizam terlihat menjadi alum kembali. Matanya tertunduk lemah. " Selama hidupku Aku tidak pernah melihat Pangeran Husen bersedih. Dia adalah orang yang paling gembira dan lucu diantara kami. Hidupnya penuh dengan gelak tawa dan tidak pernah memikirkan hal yang berat.     

Sebagai seorang Kakak, Aku mendadak seperti orang yang paling lemah karena tidak bisa memberikan apa yang dia inginkan. Amrita ada diluar jangkaunku, terutama karena Zamron dan Azura tidak memiliki hubungan bilateral yang cukup baik sepuluh tahun terakhir ini.      

Aku tidak tahan melihat kesedihannya. Aku menderita melihat raut wajahnya yang mendung. Hati ini sakit karena ketidakmampuan Aku sebagai seorang kakak. Bagaimana Aku bisa menjadi raja yang hebat kalau hanya sekedar keinginan adikku sendiri saja tidak bisa kupenuhi " Kata Nizam sambil berkaca – kaca dan itu membuat Alena langsung bangun berlutut lalu memeluk Nizam dan membenamkan mukanya ke dadanya yang masih telanjang.      

Muka Nizam terbenam dalam kedalam lembah yang terbentuk oleh dua gunung yang sangat lembut dan itu menciptakan efek nyaman yang menenangkan.     

"Itulah sebabnya Aku ingin membantu Pangeran Husen untuk mendapatkan cintanya. Aku merasa semahal apapun suatu benda itu tidak ada artinya dibandingkan dengan kegembiraanmu. Apalah arti kalung seharga tiga triliun kalau bisa mengembalikan kegembiraanmu. Aku ingin kesedihanmu lenyap dari wajahmu.     

Dan tanda cinta darimu Aku balas dengan mengembalikan kegembiraan yang hilang dari wajahmu. Kelak kau dapat memberikanku hadiah lagi. Apapun itu, Honey. Tidak usah mahal, cincin dari bajapun akan jadi hal yang tidak ternilai kalau Kau yang memberikan " Kata Alena sambil mengelus rambut Nizam.     

"Barakalloh Alena.. Aku sangat bersyukur Alloh telah memberikanmu sebagai istriku. Semoga kita menjadi pasangan suami istri selamanya di dunia dan di akhirat. Semoga cinta kita akan abadi selamanya " Kata Nizam dengan penuh rasa syukur kepada Alloh karena cinta istrinya yang begitu besar kepadanya.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.