CINTA SEORANG PANGERAN

Pangeran Hussein Terpana



Pangeran Hussein Terpana

Amrita adalah seorang wanita, jadi walau bagaimanapun dia ingin tampil cantik ketika dia dilukis. Terlepas dari siapapun yang melukisnya. Amrita mengenakan gaun yang paling cantik yang dia miliki.     

Gaun itu adalah gaun yang diberikan oleh ibunya ketika dia berulang tahun yang ke-21 tahun itu dibuat oleh para pengrajin dari kerajaan Zamroni dan gaun itu seluruhnya dibuat oleh tangan pembuatan gaun itu memakan waktu sekitar 3 bulan dari mulai menyiapkan kain memotong sampai menempel manik-manik yang terdapat pada gaun tersebut.     

Gaun itu tidak terbuka tetapi memperlihatkan lekuk tubuh pemakainya dengan begitu sempurna.Sebuah pola bunga-bunga kecil dengan manik-manik yang terbuat dari batuan asli itu bersulamkan benang emas.     

Gaun itu sangat mahal dan Amrita sangat menyukai detil kemewahan dari gaun tersebut. Seandainya saja warna dari gaun itu tidak berwarna ungu muda tetapi berwarna merah maka siapa pun akan mengira bahwa gaun itu adalah gaun pengantin. Mengingat bahwa gaun pengantin dari kerajaan zamron adalah berwarna merah.     

Tubuh Amrita seperti kebanyakan tubuh gadis dari kerajaan Zamrun yang tinggi ramping dan berkulit sangat putih seperti kulit pualam. Berambut lurus panjang dan berwarna sehitam arang. Tubuh para wanita dari Kerajaan Zamron tidak memiliki dada dan pinggul yang besar seperti para gadis Azura. Tetapi tidak mengurangi keindahan tubuh para wanita nya.     

Mata yang seperti Almond itu sangat pas ketika dinaungi oleh bulu mata yang lentik dan cantik.     

Betapa cantiknya Amrita, dia seperti bidadari yang baru turun dari kahyangan. Dia secantik Dewi - Dewi dari negeri Tiongkok. Pengasuh nya sampai terpana melihat nya.     

"Nona sangat cantik, Saya doakan semoga Nona mendapatkan Pangeran Hussein sebagai suami nona. " Pengasuhnya Salamah memberikan doa kepada Amrita tetapi Amrita malah membuang muka dan berkata,     

"Sesungguhnya aku tidak yakin terhadap hubungan yang tidak didasari oleh cinta dari kedua belah pihak, tetapi walau bagaimanapun aku juga tidak bisa memaksakan cintaku terhadap Pangeran Abbas.  Bertahun-tahun aku membohongi diri sendiri. Aku selalu berharap bahwa Pangeran Abbas memang mencintaiku. Dan dia menunda-nunda pernikahan hanya karena dia menginginkan waktu yang terbaik bagi kami untuk menikah.     

Aku membohongi diriku sendiri, Aku selalu berharap bahwa dia memang mencintaiku. Tetapi semalam aku tersadar bahwa dia memang tidak mencintaiku. Dengan mudahnya dia mengalihkan cintanya dari Alena kepada orang lain. Dia menikahi orang yang sama sekali tidak dikenal sebelumnya Padahal aku menunggunya selama bertahun-tahun. " Amrita berkata dengan wajah yang sangat sedih.     

kejadian semalam bersama Maya sangat membukakan hatinya bahwa memang Pangeran Abbas sama sekali tidak mencintainya.     

"Karena itulah Nona sebaiknya engkau memulai hidup baru bersama pria yang mencintai Nona. Cinta bagi wanita itu adalah pengabdian kepada seorang suami. Cinta bagi wanita bukanlah pengabdian kepada laki-laki yang memang tidak layak kita cintai. "Kata Salamah berkata kepada anak asuhnya.     

Salamah sangat mencintai Amrita karena dia memang mengasuhnya sejak Amrita masih jadi bayi.     

Sementara itu di tepi kolam Pangeran Hussein sudah bersiap untuk melukis peralatan lukis nya sudah ada di samping dengan kanvas yang disangga oleh kayu ada di depannya.  Dia sudah mencampurkan beberapa warna di dalam palet cat minyak.      

Pangeran Hussein sudah bersiap duduk di kursi dengan celemek putih yang menutupi pakaiannya sementara itu Maya berdiri di sampingnya membantu menyiapkan beberapa perlengkapan alat lukis lainnya.     

Sementara itu kedua orang pengawalnya juga sudah berdiri di belakang Pangeran Hussein.     

Ketika Amrita muncul arah depan diiringi oleh beberapa pelayan maka Pangeran Hussein segala berdiri untuk menyambut kedatangannya.     

Mata Pangeran Hussein cukup terbelalak. Dia terpana melihat kecantikan dari Amrita. Pangeran Hussein tidak mengerti mengapa Pangeran Abbas tidak mencintai Amrita karena kalau dibandingkan dengan Lila kecantikan Amrita ini di atas kecantikan Lila.     

Bahkan Amrita lebih tinggi dan lebih semampai dibandingkan dengan gelar tinggi Amrita ini dia lebih dari 175 sehingga dia memang cukup tinggi untuk ukuran seorang wanita.     

Tetapi memang cinta tidak memandang fisik, mungkin karena Amrita sudah lama bersama dengan pangeran Abbas sehingga Pangeran Abbas bosan lalu tidak mencintainya sedangkan Lila mungkin wanita yang ia cintai karena memang menurut Pangeran Abbas sangat unik.     

"Assalamualaikum Nona Amrita "kata Pangeran Husein mengucapkan salam sambil membungkukan badan. Amrita tersenyum dan menganggukkan kepalanya kemudian dia menjawab salam dari pangeran Husein seraya berkata, "Seharusnya aku yang memberikan hormat kepadamu, yang mulia "kata Amrita sambil duduk di kursi yang sudah di sediakan untuk dirinya.     

Pangeran Hussein segera mengalihkan pandangan matanya dari wajah Amrita, Dia tidak mau dianggap sebagai laki-laki yang tidak sopan karena terus-menerus menatap kepada Amrita dengan pandangan penuh kekaguman.     

"Aku sangat berterima kasih kepadamu Nona Amrita karena engkau bersedia untuk aku lukis.Aku tahu engkau tidak menyukaiku sehingga aku merasa bahwa kedatanganku kemari mungkin hanya akan mengganggu dirimu apalagi setelah aku pergi ke Amerika dan mencari tahu berita tentang pangeran Abbash. "     

 Amrita tersenyum tipis mendengar perkataan dari pangeran Husein  dia tahu kalau  Pangeran Hussein merendahkan dirinya sendiri dengan berkata seperti itu.     

Dan dia sendiri menyadari bahwa memang sikap dia terlalu kekanak-kanakan seharusnya sebagai orang yang tahu tata krama dia harus menjumpai Pangeran Husein walaupun hanya sekedar berbasa-basi.     

" Sesungguhnya aku yang harus meminta maaf karena tidak menemuimu dari kemarin sungguh aku merasa malu menjadi orang yang tidak tahu tata krama. Tetapi tentu yang mulia tahu alasanku untuk tidak menjumpai yang mulia. "     

Pangeran Hussein menggelengkan kepalanya sambil berkata, "Tentu saja aku tahu apa yang sedang kau rasakan. Aku sangat menyesal karena membawa berita yang buruk tentang kekasih Nana amarita, tetapi aku tidak berdaya untuk mencegah pernikahan itu. Aku juga merasa bahwa Pangeran Abbas tidak seharusnya meninggalkan mu dengan menikahi wanita lain.     

Tetapi aku tidak mengenal dia dan aku juga sudah berusaha mengatakan kepada kakakku untuk mencegah pernikahan mereka. Tetapi kakakku bilang bahwa ini tidak bisa karena Pangeran Abbas sendiri bukanlah orang yang mudah disuruh ini atau disuruh itu, "kata Pangeran Hussein     

"Tentu aku mengerti sekali apa yang dikatakan oleh kakak yang mulia yaitu Yang mulia Pangeran Nizam tetapi aku juga tidak menyalahkan siapapun atas kejadian ini. Memang sudah menjadi takdirku bahwa aku tidak menikah dengan pangeran Abbas." Pangeran Hussein melihat sepertinya Amrita sudah ikhlas melepas Pangeran Abbas menikah dengan orang lain.     

Hatinya jadi kembali besar dia berharap bahwa Amrita akan mengalihkan cintanya kepada dirinya tetapi kemudian hatinya yang sudah mekar kembali kuncup ketika Amrita berkata     

"Aku memang merasa bahwa Pangeran Abbas tidak akan pernah menjadi milikku. Tetapi bukan berarti bahwa aku bisa menerima laki-laki lain secepat itu. "Kata Amrita.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.