Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Memanggil Ibu



Memanggil Ibu

"Kalau kamu tidak bekerja menjadi asistenku, apakah kamu akan kembali menjual bunga di bar itu dan membiarkan dirimu digoda oleh orang-orang mabuk itu?" kata Raka dengan dingin.     

"Itu adalah urusanku. Sekarang di mana Ibu Winda? Kondisi kesehatannya kurang bagus. Ia tidak bisa dipindahkan ke rumah sakit dalam keadaan seperti ini," kata Della.     

"Saat Bu Winda dipindahkan ke rumah sakit yang baru, aku sudah membayarkan sebesar 100 juta untukmu. Sekarang ia berada di kamar VVIP yang harganya 8 juta sehari. Belum lagi biaya perawatan untuk hari ini. Aku rasa kamu tidak punya pilihan lain selain menandatangani kontrak ini. Apakah kamu tahu konsekuensi menghentikan perawatannya?" kata Raka.     

"Bu Winda membutuhkan uang untuk bertahan hidup. Aku benar-benar membutuhkan banyak uang sehingga aku harus bekerja di bar itu. Jangan pikir aku tidak tahu apa yang kamu lakukan. Aku tidak mau …"     

"Tidak mau apa? Apakah kamu pikir aku jatuh cinta padamu?" Raka mencibir.     

Wajah Della merona karena merasa dirinya terlalu percaya diri. Pria sehebat Raka tidak akan mungkin jatuh cinta pada wanita sepertinya. "Apa yang harus aku lakukan sebagai asisten?"     

"Nona, sekarang saya sedang hamil. Saya sudah mengajukan pengunduran diri pada Tuan Raka. Sebelum saya berhenti, saya akan mengajarkan pekerjaan asisten kepada Anda. Tuan Raka adalah atasan yang sangat baik. Ia tidak akan pernah memperlakukanmu dengan tidak adil. Tidak usah takut," kata Alin.     

Della memahami bahwa menjadi asisten Raka sama halnya dengan menjadi pelayannya.     

"Bu Winda mengabdikan seumur hidup untuk bekerja di panti asuhan itu, mengurus banyak orang. Aku juga tidak mau orang sebaik itu menderita di usia tuanya. Aku akan mengatur perawatannya. Setelah menandatangani perjanjian ini, aku tidak memperbolehkanmu untuk bekerja di bar itu lagi," kata Raka.     

"Tetapi uang sebesar 500 juta ini …"     

"500 juta itu dibutuhkan untuk operasi Bu Winda. Sementara itu biaya lainnya akan ditanggung oleh Mahendra Group," sela Raka.     

Dengan kata lain, Raka akan membayar semua biaya perawatan Winda, sementara Della hanya perlu membayar biaya operasinya saja.     

"Setelah berkonsultasi dengan beberapa dokter tadi, dokter mengatakan bahwa kondisi fisik Bu Winda saat ini tidak cukup baik untuk menjalani operasi. Dan dokter menyarankan agar ia memulihkan diri terlebih dahulu. Biaya untuk perawatannya juga besar, tidak kurang dari biaya operasinya. Tetapi kamu harus mengumpulkan 500 juta untuk biaya operasinya. Sekarang cepat tandatangani," Raka berbicara dengan sedikit cepat. Terlihat jelas bahwa ia sudah kehabisan kesabarannya.     

Kalau Della tahu bahwa ia adalah putri kandung Salim, mungkin ia akan kembali ke rumah Keluarga Mawardi dan meminta bantuan dari ayahnya sendiri. Della tidak akan pernah menandatangani perjanjian itu.     

Tetapi Della masih tidak tahu mengenai identitasnya. Ketika ia meninggalkan Keluarga Mawardi, ia tidak membawa apa pun.     

Ia benar-benar tidak memiliki apa-apa.     

Kalau ia meminta bantuan dari Keluarga Mawardi, Dewi mungkin akan langsung memaksanya menikahi Halim. Della tidak akan pernah menerimanya.     

Memikirkan mengenai pilihan lainnya, Della merasa menjadi asisten Raka bukanlah pilihan yang buruk, dibandingkan menikah dengan Halim, atau pun kembali ke bar itu …     

Selama ini Della mengetahui bahwa dirinya adalah anak yatim piatu. Satu-satunya orang yang mengurusnya adalah Winda, kepala panti asuhan tempat ia dirawat dulunya.     

Memikirkan mengenai Winda yang telah mengurusnya, Della merasa bertanggung jawab untuk membalas kebaikannya.     

Della menarik napas dalam-dalam. Ia mengambil dokumen tersebut dan menerima pulpen dari Alin untuk membubuhkan tanda tangannya.     

Alin langsung memberikannya secepat mungkin, khawatir Della akan berubah pikiran.     

Setelah tanda tangan itu sudah tertera di dalam dokumen, Alin mengambil dokumen itu dan memberikannya pada Raka.     

"Besok kamu bisa pulang dari rumah sakit. Mengenai pekerjaanmu, tanyakan saja pada Alin," Raka berbalik dan pergi.     

"Kapan aku bisa bertemu dengan Bu Winda?" tanya Della dengan panik.     

"Tergantung bagaimana kerjamu," Raka meninggalkan ruangan itu tanpa menoleh ke belakang lagi. Setelah itu, ia pergi ke kamar Anya untuk mengunjungi Anya lagi.     

Di sana, ia bertemu dengan Nico.     

Nico tertawa terbahak-bahak melihat sahabatnya itu. "Raka, apakah Della benar-benar akan menjadi asistenmu?"     

"Bagaimana kalau Della tahu bahwa Salim bukan ayah angkatnya tetapi ayah kandungnya?" Anya merasa kasihan pada Della.     

Anya juga pernah merasakan rasanya menjadi seorang yatim piatu. Dan ia baru saja mengetahui siapa orang tua kandungnya yang sebenarnya.     

"Raka, apakah kamu pernah berpikir untuk membawa Della ke tempat yang tepat?" tanya Aiden.     

"Apa maksudnya?" Raka mengerutkan keningnya dengan bingung.     

"Halim tidak akan bisa mengambil alih perusahaan Mawardi dan Harris tidak ingin kembali ke Keluarga Mawardi. Mungkin Della bisa mengambil alih perusahaan Keluarga Mawardi. Aku dengar, ia mempelajari desain perhiasan. Bagaimana kalau kamu mengembangkan perusahaan perhiasan milik Keluarga Mawardi bersama dengannya?" Aiden menatap ke arah Raka dan menantikan reaksinya.     

"Anak yang tumbuh di panti asuhan biasanya mengalami trauma. Ia lebih sensitif, tidak mudah untuk percaya pada orang lain dan tidak memiliki rasa aman. Raka memperkenalkannya pada Tara, tetapi Della tetap kembali ke bar itu. Itu menunjukkan betapa keras kepalanya Della. Ia tidak bisa mempercayai siapa pun. Raka tidak bisa menghadapi wanita seperti itu," kata Anya.     

Aiden memahami kata-kata Anya. Pada awalnya, Raka merasa sedikit tertarik pada Della karena mata mereka yang mirip. Raka hanya merindukan sosok Anya dan menemukannya di mata Della.     

Namun, setelah mengenalnya lebih jauh, Anya dan Della adalah sosok yang sangat berbeda.     

Ia tidak akan bisa memahami Della.     

"Aku tidak tertarik padanya. Sementara ini, aku akan menjadikannya sebagai asistenku agar ia tidak menarik perhatian Dewi. Harris masih belum mendapatkan saham dari ayahnya dan Nadine juga belum mendapatkan tanah itu. Sebaiknya jangan membiarkan Della untuk kembali ke Keluarga Mawardi terlebih dahulu," kata Raka.     

"Raka, terkadang, ada situasi yang membuat kita tidak memiliki pilihan lain. Kalau aku punya pilihan lain, aku tidak akan setuju dengan keputusan nenekku untuk mendonorkan tubuhnya demi menyelamatkan ibuku. Kalau ia punya pilihan lain, Della tidak akan bekerja di bar semacam itu. Apakah kamu memahami maksudku?" tanya Anya sambil tersenyum dengan sabar.     

Raka mengangguk dan merasa hatinya menjadi berat. "Aku paham. Aku akan melepaskannya setelah Salim memberikan saham dan tanahnya.     

…     

Setelah tinggal di rumah sakit selama setengah bulan, akhirnya Anya diperbolehkan untuk pulang. Setelah melakukan beberapa kali pemeriksaan, kondisi kedua bayi di dalam kandungan Anya semakin membaik dan kadar nutrisi yang mereka terima seimbang.     

Namun, setelah pulang ke rumah pun, dokter menganjurkan agar Anya tetap bed rest untuk menjaga kesehatan bayi-bayinya.     

Aiden tahu bahwa mengandung bayi kembar adalah hal yang sulit. Ada kemungkinan bahwa anak mereka lahir lebih kecil dari bayi-bayi biasanya karena kondisi kesehatan Anya yang kurang baik. Ia meminta bantuan Hana untuk memantau asupan nutrisi Anya, berharap anak-anaknya akan semakin kuat.     

Aiden bekerja dari rumah dan menemani Anya setiap waktu, kecuali saat ia benar-benar dibutuhkan.     

Tara datang sebelum berangkat kerja dan setelah pulang dari kliniknya untuk memeriksa kondisi Anya. Ia selalu memantau tekanan darah Anya dan mencatatnya setiap hari, untuk memastikan bahwa kondisinya baik-baik saja.     

Di akhir bulan, Galih tiba-tiba saja menelepon Aiden dan mengajaknya untuk video call.     

Aiden mengangkatnya dan melihat Indah berbaring di ranjang rumah sakit.     

"Maaf aku meneleponmu secara mendadak. Tetapi Indah khawatir hasil operasinya tidak baik sehingga ia ingin melihat Anya sebelum masuk ke dalam ruang operasi," kata Galih dari telepon.     

"Aku akan memberikan ponselnya pada Anya," Aiden langsung bangkit berdiri dan keluar dari ruang kerjanya.     

"Jangan bilang bahwa hari ini Indah akan dioperasi. Bilang saja Indah ingin berbicara padanya," kata Galih.     

"Aku mengerti," Aiden kembali ke kamarnya dan memberikan ponselnya pada Anya.     

Saat melihat Indah berbaring di ranjang rumah sakit dengan wajah yang pucat, Anya langsung merasa cemas.     

"Ada apa? Mengapa kamu terlihat pucat sekali?" tanya Anya dengan gugup.     

"Aku baik-baik saja. Hanya memeriksakan diriku saja. Anya, bisakah kamu memanggilku ibu?" Indah tidak memberitahu Anya bahwa hari ini ia akan menjalani operasi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.