Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Kematian Kakak



Kematian Kakak

"Aku sedang senggang. Bisakah aku menunggu kakekku di sini?" tanya Tara sambil tersenyum.     

Anya ingin tertawa melihat Tara yang tidak tahu malu. Saat ini ia sedang nyengir lebar karena akan mendapatkan masakan Hana sekali lagi hari ini. "Dasar. Sekalian tunggu hingga makan siang saja. Sana minta Bu Hana untuk memasakkan makanan kesukaanmu."     

Tara langsung bangkit berdiri dan menuju ke dapur dengan senang.     

Sebelum jam makan siang, Aiden mengirimkan seseorang untuk menjemput Tirta.     

Dari telepon, Tara menjelaskan mengenai situasi Anya pada Tirta.     

Karena Tara tidak yakin apakah janin di dalam kandungan Anya cukup kuat, ia memutuskan untuk menyembunyikan masalah kehamilan Anya untuk sementara waktu.     

Setelah Anya dan Aiden berbaikan, Anya menjadi semakin berharap bisa memiliki anak lagi. Kalau ia tahu ia sedang hamil dan tidak bisa mempertahankan anaknya karena kondisi kesehatannya, hatinya akan hancur lagi.     

Tirta datang secara khusus untuk memeriksa kondisi Anya. ia sangat berhati-hati dalam melakukan pekerjaannya. Setelah mengulangi untuk beberapa kali, ia melihat resep yang dibuat Tara, mengurangi jumlah kandungan sebuah obat dan menambahkan yang lainnya.     

"Minum ini selama tiga hari dan aku akan kembali tiga hari lagi," kata Tirta dengan tegas. Ia memang benar-benar dokter yang berpengalaman. "Anya harus banyak-banyak beristirahat selama beberapa hari. Dan kamu juga harus menjaga suasana hatimu. Jangan terlalu stres, jangan terlalu banyak emosi."     

Ketika melihat Tirta memeriksanya dengan hati-hati, Anya juga merasa gugup. Ia khawatir ada sesuatu yang terjadi padanya. Apa mungkin ia akan kehabisan darah karena menstruasinya? Apa mungkin memang benar menstruasi bisa menyebabkan kematian?     

"Terima kasih, Dokter Tirta," Anya memutuskan untuk menuruti saran dokter.     

"Aku harus pergi sebentar. Dokter Tirta dan Tara akan makan siang bersamamu," Aiden ingat bahwa siang ini Ivan akan bertemu dengan Heru. Ia memutuskan untuk melihat kondisinya. Ditambah lagi, kalau Aiden berada di sana, mungkin Tara dan Tirta tidak akan bisa makan dengan nyaman.     

Setelah Aiden pergi, Tara mengajak Tirta menuju ke arah dapur dan membahas mengenai makanan yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi oleh Anya.     

"Mengapa kakek mengurangi dosis yang aku berikan? Kondisi Anya saat ini …"     

Anya duduk jauh dari mereka dan tidak bisa mendengar apa yang mereka bicarakan. Tetapi ia bisa melihat bahwa Tara menanyakan mengenai mengapa kakeknya mengubah resepnya.     

Setelah beberapa saat, akhirnya Tirta berhasil menjelaskan pada Tara. Hana juga ikut mendengarkan pesan Tirta dan memperhatikan diet Anya.     

Anya merasa sedikit bingung. Menstruasinya hanya terlambat seminggu. Mengapa semua orang menjadi sepanik ini?     

Apakah ada sesuatu yang terjadi?     

Apakah ia punya penyakit lain?     

Pada akhirnya, Tirta pun tidak ikut makan siang dengan mereka karena harus segera kembali ke rumah sakit. Ia segera berpamitan pada Anya dan memintanya untuk menjaga kesehatannya baik-baik.     

…     

Tempat parkir bawah tanah di mall Atmajaya Group yang terbengkalai menjadi semakin usang dan tidak terawat. Salah satu ruangan di sana tampak sangat gelap, telah menjadi ruangan khusus untuk Aiden gunakan.     

Heru sedang berbaring di sebuah tempat tidur dari kayu. Ia berpura-pura tidur dan tidak mengatakan apa pun.     

Sudah tiga hari ia berada di sana. Ia terlihat sangat tenang seolah tidak ada yang terjadi padanya.     

Ia makan dan minum semua yang disiapkan oleh orang-orang suruhan Aiden dengan patuh, tetapi tidak mau membuka mulutnya.     

Hingga saat Aiden dan Ivan tiba di sana pada saat yang bersamaan, Heru langsung bangkit berdiri.     

"Tuan Ivan, Tuan Aiden, saya tidak tahu mengapa saya ditangkap dan dikurung di sini. Apa yang terjadi?" kata Heru.     

Aiden menutupi hidungnya dengan sapu tangan. Setelah tiga hari berada di sana tanpa mandi dan gosok gigi, tentu saja tubuh seseorang menjadi sangat bau.     

"Aku dengar bahwa Ivan adalah anakmu dan Imel. Aku ingin memastikannya denganmu," kata Aiden dengan terang-terangan.     

"Aiden …" Ivan terkejut saat mendengar pertanyaan itu terlontar dengan mudahnya dari mulut Aiden. Mungkin ia adalah orang yang paling takut untuk mendengar jawabannya.     

Sejak kecil, ia tahu bahwa ibunya sangat dekat dengan Heru. Tetapi ia tidak menyangka bahwa hubungan mereka berdua sampai ke tahap yang begitu serius seperti itu.     

Sekarang, Aiden menanyakan pertanyaan itu dengan gamblangnya dan jantung Ivan berdegup dengan gila-gilaan.     

Tekad Heru sangat kuat. Setelah mendengar pertanyaan Aiden, ia tetap terlihat tenang dan menjawab. "Tuan Aiden pasti sedang bercanda."     

"Kamu membunuh ibuku untuk membantu Imel menjadi nyonya rumah. Semuanya kamu lakukan demi Imel dan juga Ivan. Apa alasannya? Apa hanya karena kamu mencintai Imel?" cibir Aiden.     

"Aku mencintai Imel dan juga Ivan. Aku melakukan apa pun untuknya. Untuk membantunya menjadi parfumeur yang terkenal seperti ini, aku sengaja membuat ledakan di ruang parfum dan mencelakai Diana untuk mendapatkan formula parfumnya. Tetapi sayangnya ia telah membakar resep itu dan tidak meninggalkan apa pun."     

"Kamu selalu berpikir bahwa ibumu adalah orang baik, tetapi kenyataannya ia telah membunuh anak Imel. Aku yang menyuruh seseorang untuk meletakkan laba-laba beracun itu agar menggigitnya hingga mati. Aku juga yang menculikmu dan meledakkan gudang itu, menciptakan ilusi bahwa kamu diculik dan meminta uang tebusan. Aku yang melakukan semuanya. Ini tidak ada hubungannya dengan Imel," Heru terlihat seolah ia sudah mati dan membeberkan semua perbuatannya di hadapan Aiden dan Ivan.     

Mata Aiden terlihat dingin saat ia melirik ke arah Ivan tanpa mengatakan apa pun.     

Ini pertama kalinya Ivan mendengar Heru mengakui semuanya dari mulutnya. Membunuh ibu Aiden, melukai Diana dan bahkan mencoba untuk membunuh Aiden …     

Dan itu semua karena rasa cintanya pada Imel. Untuk memenuhi semua keinginan orang yang dicintainya, ia berani melakukan apa pun.     

"Apakah ibuku tahu kamu melakukan semua ini?" suara Ivan terdengar sedikit gemetaran.     

Alih-alih menjawab pertanyaan Ivan, Heru berkata, "Aku melakukan semua yang tidak ia lakukan."     

"Aku akan mengganti pertanyaannya. Apakah ibuku membiarkanmu melakukannya?" tanya Ivan sekali lagi.     

Heru menatap ke arah Aiden berkata, "Aku yang bersedia melakukannya sendiri."     

"Jadi artinya, ibuku tahu dan menyetujui semua perbuatanmu kan? Ia tidak menyuruhmu melakukannya tetapi ia tahu semuanya dan tidak menghentikanmu, kan?" teriak Ivan dengan penuh kemarahan.     

Heru terperangah mendegar raungan Ivan yang keras. Ia tidak tahu mengapa Ivan marah.     

"Ivan, ibumu sudah menderita selama bertahun-tahun. Demi kamu, ia bersabar dan menelan semua penderitaannya. Aku yang melakukan semua ini. Jangan salahkan dia," Heru tidak tahu apa yang sudah Aiden katakan pada Ivan, tetapi ia bisa melihat bahwa Ivan sangat marah terhadap apa yang telah Imel lakukan.     

"Sekarang aku ingin membicarakan mengenai kematian kakakku dan mengapa ia menyelidiki mengenai kematian ibuku. Kakakku sudah menyelidikinya setengah jalan, tetapi tidak melanjutkannya," mata Aiden memandang Heru lekat-lekat.     

"Bukankah kematian kakak adalah kecelakaan?" Ivan menatap Aiden dengan terkejut.     

"Kakak meninggal karena serangan jantung. Ia masih sangat muda dan memperhatikan kesehatannya. Mengapa ia tiba-tiba saja meninggal di kantor?" suara Aiden sedingin es. "Saat ia pingsan, aku melihat sosok yang familier muncul di rekaman CCTV. Her, apakah itu kamu?"     

Mata Heru tiba-tiba terbelalak. Ia melihat tubuh Ivan menjulang di atasnya, membuat tubuhnya sendiri gemetar ketakutan tanpa bisa berhenti.     

"Apakah benar kamu yang membunuh kakakku?" Ivan merasa semua ini adalah dosanya.     

Heru melakukan semua ini untuk membahagiakan Imel, sementara Imel berusaha untuk memberi hidup yang layak untuk Ivan.     

Apakah itu artinya, semua kejadian ini adalah kesalahannya?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.