Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Bukan Kebetulan



Bukan Kebetulan

"Siapa yang tidak mau kamu temui?" tanya Anya, mendengar Aiden sedang berbicara di telepon.     

"Aku tidak mau menemui siapa pun selain kamu," Aiden langsung menutup panggilan tersebut.     

Harris melihat ponselnya yang sudah terputus dan dalam hati ia merasa sedih karena Aiden membencinya sekarang.     

Aiden tidak mau bertemu dengannya. Itu artinya, ia juga tidak akan bisa ikut sarapan bersama di rumah Aiden.     

Pada akhirnya, selama beberapa hari berikutnya, Nadine dan Harris memutuskan untuk ikut makan malam bersama dengan Diana. Karena Diana sedang sendirian, ia menerima kedua tamu tersebut dengan senang hati.     

Ia juga senang karena ada Harris dan Nadine yang membantunya untuk mengurus taman dan membantu pekerjaannya.     

Sementara itu, Anya sedang fokus untuk mempersiapkan kompetisi parfum yang akan diikutinya. Setiap hari, ia bekerja di ruang parfumnya. Dan setelah lelah, ia akan menghabiskan waktu bersama dengan Aiden.     

Sehari sebelum kompetisi itu berlangsung, Anya pergi ke Iris untuk menemui Esther dan membawa sample parfum buatannya.     

Sebelum tutup toko, Mila mengambil inisiatif untuk membersihkan kantor di lantai dua ketika ia menyadari bahwa ruang parfum lupa belum terkunci.     

Ia melihat ke sekelilingnya dan memastikan bahwa tidak ada satu orang pun di sana. Setelah itu, ia langsung masuk ke dalam dan menemukan sampel parfum milik Anya beserta resepnya.     

…     

Keesokan harinya, Anya kembali ke Iris dan langsung naik ke kantornya. Ia mengambil sampel parfum dan resepnya, kemudian bergegas menuju ke tempat kompetisi dilangsungkan.     

Kompetisi parfum ini adalah sebuah kesempatan emas agar Anya bisa memperkuat pondasinya di dunia parfum.     

Setelah dua tahun belajar dan berusaha dengan keras di negeri orang, bisakah ia memenangkan kompetisi ini, bersaing melawan para parfumeur hebat dari seluruh penjuru dunia?     

Diana dan Esther datang lebih awal ke tempat tersebut, sementara Aiden menemani Anya. Bahkan Tara pun sengaja mengosongkan jadwalnya hari ini dan membatalkan semua janji praktiknya untuk mendukung Anya.     

Anya sudah mengetahui proses kompetisi ini karena pernah mengikutinya sebelumnya.     

Ia memiliki indera penciuman yang sangat peka sehingga di babak pertama, ia bisa melaju dengan cepat dan memasuki babak kedua, mendahului yang lainnya.     

Di kompetisi sebelumnya, Anya mendapatkan nilai yang rendah di babak kedua yaitu babak yang menentukan nilai dan kualitas rempah-rempah.     

Pada saat itu, walaupun ia mengenali rempah-rempah, kemampuannya cukup terbatas karena ia tidak dibekali dengan pendidikan yang resmi.     

Tetapi dua tahun yang ia habiskan untuk belajar membuat Anya berubah, tidak seperti Anya yang dulu.     

Meski ia masih tidak bisa menyaingi Keara, tetap saja ia sudah jauh lebih baik.     

Di babak kedua, Keara berhasil menyusulnya dan pada akhirnya Anya memasuki babak ketiga bersama-sama dengan Keara.     

Terakhir kali, Galih dan Indah datang bersama-sama ke tempat acara untuk mendukung putri mereka satu-satunya. Tetapi kali ini, tidak ada satu orang pun dari Keluarga Pratama yang datang untuk mendukung Keara.     

Anya melihat ke arah bawah panggung. Ia melihat Diana dan Esther sedang memandang ke arah Anya. Aiden juga sedang memandang ke atas panggung dengan tatapan 'Istriku ada di sini untuk memenangkan pertandingan'. Nico dan Tara yang berada di sampingnya sedang mengayunkan sebuah bendera.     

Berbeda dengan kedua orang yang heboh tersebut, Nadine dan Harris menyaksikan pertandingan ini dengan sangat tenang.     

Sama seperti sebelumnya, babak ketiga adalah babak pembuatan parfum di tempat. Kali ini, tema parfumnya adalah parfum tentang perasaan cinta.     

Anya tersenyum ke arah Aiden. Parfum tentang cinta. Tentu saja tanpa sadar ia akan langsung memandang ke arah cintanya, suaminya …     

Keara yang mendengarkan tema mengenai parfum yang harus merkea buat langsung mendapatkan sebuah ide.     

"Paman, parfumnya tentang cinta. Cepat beri tanda untuk bibi!" teriak Nico dengan penuh semangat.     

"Tanda apa?" Aiden juga menyadari bahwa Anya sedang memandang ke arahnya.     

"Ikuti aku!" Nico mengangkat tangannya dan membuat tanda hati dengan ibu jari dan telunjuknya, seperti yang biasa dilakukan oleh idol-idol korea.     

Aiden mengikuti Nico dan bertanya, "Apakah ini tanda uang? Kalau Anya memenangkan kompetisi ini, ia akan mendapatkan banyak uang?"     

"Ha?" Nico langsung melongo. "Apa hubungannya cinta dengan uang?"     

"Ibu jari dan telunjuk seperti ini, bukankah ini tanda untuk menghitung uang?" tanya Aiden dengan ekspresi serius.     

"Menghitung uang?" Nico langsung tertawa terbahak-bahak. "Benar sekali paman. Kalau kamu memberi tanda uang seperti ini, bibi akan sangat senang."     

"Dasar aneh. Apakah kamu pikir aku kekurangan uang?" Aiden langsung menarik kembali tangannya.     

"Sudah cepat lakukan saja! Tunjukkan cintamu kepada bibi, Paman!" Nico menarik tangan tangan Aiden.     

Tetapi Aiden tidak menuruti Nico. Sebaliknya, ia langsung bangkit berdiri dan berteriak dengan keras, "Anya, aku mencintaimu!", mengungkapkan cintanya secara langsung tanpa perlu menggunakan isyarat.     

Nico langsung menutupi wajahnya dengan malu. Pamannya ini sudah gila.     

Ia menyatakan cintanya dengan terang-terangan di hadapan semua orang.     

Anya tertawa kecil melihat tingkah Aiden. Tidak pernah ia melihat Aiden seperti ini.     

Aiden yang sekarang sama sekali tidak peduli terhadap image-nya. Satu-satunya yang ia pedulikan hanyalah Anya. Ia ingin Anya mendengarkan pernyataan cintanya.     

"Wow! Luar biasa!"     

"Aku dengar dua tahun lalu, Anya dan Aiden berpisah karena Anya ingin kuliah di luar negeri.     

"Aiden menanti Anya selama dua tahun?"     

"Cintanya memang sejati."     

"Tetapi aku dengar Keara sedang mengandung anak Aiden. Apakah berita itu salah?"     

"Anya dan Keara sangat mirip. Apa mungkin Aiden sangat merindukan Anya sehingga ia tidur dengan orang yang salah?"     

"AKu tidak tahu. Tetapi aku sangat mendukung Anya dan Aiden. Mereka sangat manis, menyatakan cinta di hadapan orang banyak seperti ini."     

Hari ini Raka tidak datang secara langsung untuk mendukung Anya, tetapi ia menyaksikan siaran langsung dari TV.     

Seiring berjalannya waktu, Diana merasa semakin gugup. Ia bertanya pada Esther dengan cemas, "Esther, apakah Anya bisa menang?"     

Esther tertawa dan menepuk pundak Diana. "Jangan khawatir. Percayalah pada Anya."     

Diana memandang ke arah panggung dan menyadari bahwa putrinya terlihat sangat tenang.     

Tidak ada kecemasan, tidak ada kekhawatiran, tidak ada keraguan sedikit pun di wajah Anya.     

Anya terlihat sangat bersinar saat percaya diri seperti itu. Ia terlihat ribuan kali lipat lebih cantik sehingga membuat Aiden tidak bisa mengalihkan pandangannya.     

Aiden memandang Anya lekat-lekat, ingin mengukir wajah indah itu di benaknya. Suatu saat nanti, ketika matanya tidak bisa melihat lagi, ia masih memiliki kenangan ini untuk seumur hidupnya.     

Wajahnya Anya akan selalu ada di dalam ingatannya.     

Waktu berjalan dengan sangat cepat, hingga lonceng berbunyi, menandakan bahwa babak ketiga telah berakhir.     

Semua peserta diarahkan menuju ke arah ruang tunggu. Para juri, satu per satu, menaiki tangga untuk melihat hasil parfum buatan para peserta dan menilainya.     

Penilaian itu berlangsung sangat lama.     

Tidak tahu mengapa, para juri membutuhkan waktu yang sangat lama untuk menilai hasil parfum tersebut. Sang pembawa acara harus mendesak para juri beberapa kali karena waktu mereka sudah hampir habis.     

Sementara itu, para juri masih merasa kebingungan karena parfum yang dibuat oleh Anya dan Keara sangat mirip.     

Pada akhirnya, mereka memutuskan bahwa Anya adalah pemenang pertama dari kompetisi tersebut. Sementara Keara menjadi juara kedua dan juara ketiganya adalah parfumeur asing.     

Setelah dua tahun kompetisi berlalu, Anya kembali memenangkan pertandingan. Keara memang mendapatkan peringkat yang lebih baik dari sebelumnya. Dua tahun lalu, Keara hanya mendapatkan juara tiga dan kali ini ia menjadi juara dua.     

Sang pembawa acara langsung mewawancarai Anya sebagai pemenang dari kompetisi ini. "Saat mendengar bahwa tema hari ini adalah mengenai cinta, saya langsung memikirkan mengenai orang yang saya cintai. Saya sangat menyukai bunga iris dan bergamot. Bagi saya, ketika dua hal tersebut digabungkan saya bisa merasakan cinta."     

"Menurut para juri, parfum yang Anda buat sangat mirip dengan milik Nona Keara. Bagaimana menurut pendapat Anda?" tanya pembawa acara itu dengan sengaja.     

Anya menoleh dan memandang ke arah Keara. "Saya yakin itu hanyalah sebuah kebetulan saja."     

"Tetapi aku tidak percaya padanya. Aku kehilangan formula dan sampel parfumku sebelum kompetisi ini. Hari ini, tiba-tiba saja ada seseorang yang membuat parfum serupa dengan milikku. Sepertinya ini bukan sebuah kebetulan," tidak seperti Anya yang berusaha untuk terlihat merendah, Keara langsung mengkambing hitamkan Anya dan menuduh Anya telah mencuri parfumnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.