Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Sudah Tidak Lama



Sudah Tidak Lama

"Aku juga sudah bilang pada Jenny, tetapi paman tahu sendiri betapa bebalnya anak itu," Nico merasa pusing karena mendapatkan adik seperti Jenny.     

Anya tertawa mendengarnya. "Jenny itu memang benar-benar adikmu."     

"Apa maksud bibi?" tanya Nico dengan bingung.     

"Kamu bilang dia bebal, kamu sendiri juga bebal. Kalian berdua sama saja, adik dan kakak," kata Tara sambil tertawa bersama dengan Anya.     

"Jangan ejek aku!" kata Nico dengan kesal, tetapi bibirnya tetap tersenyum saat memandang Tara. Ia sudah menjadi budak cinta Tara sekarang. Tidak peduli apa pun yang Tara katakan, ia akan selalu menyetujuinya.     

Setelah sarapan selesai, Nico, Tara, Nadine dan Harris langsung berangkat kerja, meninggalkan Anya dan Aiden sendirian.     

Aiden naik ke lantai atas dan masuk ke dalam ruang kerjanya. Sementara ini, ia bisa bekerja dari rumah sambil menjaga Anya. Ivan bilang akan membantunya untuk mengurus perusahaan hingga Anya melahirkan.     

Dengan adanya Ivan menjaga Atmajaya Group, Aiden merasa sedikit lega.     

Kalau hanya Nico yang ada di sana, Atmajaya Group bisa berantakan.     

Ivan dan Imel mendapatkan jatuhan hukuman mati atas semua kesalahan yang mereka lakukan, yaitu pembunuhan dan percobaan pembunuhan. Namun, dengan bantuan dari Ivan, akhirnya Imel mendapatkan pengurangan hukuman.     

Dari hukuman mati, hukuman Imel diringankan menjadi hukuman penjara seumur hidup.     

Ivan ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk berbakti pada ibunya. Selama beberapa tahun terakhir ini, hubungannya dengan ibunya semakin merenggang karena masalah Keluarga Atmajaya.     

Ivan tidak ingin membela ibunya atau pun ayahnya. Ia ingin keduanya hidup dengan akur, tetapi entah mengapa hubungan keluarganya sangat rumit.     

Pada akhirnya, karena tidak mau membela ibunya, ia sering mengabaikan ibunya dan bersikap dingin kepadanya.     

Kejadian ini membuatnya tersadar bahwa ia belum bisa menjadi anak yang berbakti untuk ibunya.     

…     

Setelah sarapan, Anya berjalan-jalan di taman. Ia membiasakan diri untuk berjalan-jalan kalau sedang senggang, agar tubuhnya tidak kaku karena terlalu sering duduk dan tidur.     

Sekitar jam 10, ia baru kembali ke dalam rumah dan melihat berita di internet dari ponselnya.     

Parfum baru yang dikeluarkan oleh Keara telah menyebabkan alergi pada banyak orang.     

Sejak sebelum mall Atmajaya Group di buka, banyak orang sudah berkumpul di depan Keara's Perfume. Semua orang memprotes, meminta Keara's Perfume untuk mengembalikan uang mereka dan juga membayar biaya rumah sakit mereka.     

Melihat berita itu, mata Anya berbinar dengan gembira.     

Rencananya telah berhasil!     

Karena begitu gembiranya, ia berlari ke lantai atas untuk menemui Aiden di ruang kerjanya. Sambil berlari, ia berteriak, "Aiden, Aiden … Aku berhasil."     

Mendengar langkah kaki Anya yang cepat, Aiden langsung keluar dari ruang kerjanya, khawatir Anya akan terjatuh. "Hati-hati!"     

Begitu tiba di hadapan Aiden, Anya langsung menggoyang-goyangkan ponsel yang ia pegang dengan penuh semangat. "Aku berhasil. Parfum yang dijual oleh Keara telah menyebabkan alergi pada banyak orang," katanya sambil terengah-engah, tetapi tetap dengan senyuman dan binar di wajahnya.     

Aiden mengelus kepala Anya dengan lembut, memandang wajah istrinya dengan bangga campur khawatir. "Keara pasti sudah tahu kamu yang merencanakan semua ini. Setelah ini, ia akan membalas dendam padamu. Berhati-hatilah, terutama saat kamu sedang keluar rumah."     

"Aku tidak takut padanya. Aku menantinya datang ke hadapanku. Ia sudah berulang kali berniat mencelakaiku. Untung saja kali ini anakku baik-baik saja. Kalau sampai ada yang terjadi pada anakku, aku akan membunuhnya!" kata Anya dengan marah.     

Aiden menundukkan kepalanya dan mengecup bibir Anya untuk menenangkannya. "Jangan terlalu emosi. Kamu sedang hamil. Kamu harus mengendalikan perasaanmu."     

Anya menarik napas dalam-dalam dan kemudian menghembuskannya perlahan. Akhirnya ia kembali tenang. "Siapa suruh wanita itu mencuri resepku? Ia bahkan sama sekali tidak memeriksanya atau mengubahnya sedikit pun. Apa ia begitu bodoh sehingga tidak menyadari bahwa ada sesuatu yang salah dalam resepnya?"     

"Mungkin Keara tidak menyukaimu, tetapi ia mengakui kemampuanmu," Aiden memandang ke arah istri kecilnya dan bertanya. "Bagaimana kamu bisa mengatur komposisi resepmu agar produk itu hanya menimbulkan alergi, tetapi tidak membahayakan nyawa seseorang?"     

"Aku menghabiskan waktu dua tahun, mengurung diriku di dalam ruang parfum. Setelah berbagai eksperimen, tentu saja aku juga mendapatkan banyak pengetahuan. Sekarang, Keara hanya bisa menyalahkan dirinya sendiri. Ia terlalu percaya pada resep buatanku, tanpa memeriksanya dua kali. Itu sebabnya ia tertipu," kata Anya dengan serius. "Aku menantikan saat-saat Keara's Perfume bangkrut."     

Aiden menggandeng tangan Anya dan mengajaknya ke dalam ruang kerja untuk duduk di sofa. "Apakah kamu sudah merencanakan semua ini sejak lama?" tanya Aiden.     

"Sejak Keara membuka tokonya di hadapan Iris, aku sudah menantikan saat ia bangkrut dan menyingkir dari hadapanku. Aku harap kejadian ini membuatnya tidak bisa kembali membuka tokonya lagi," Anya tidak hanya menantikan bangkrutnya Keara's Perfume, tetapi juga ditangkapnya Keara.     

"Aku tidak bisa menerima semua yang ia lakukan padaku. Ia bahkan menghasut Natali untuk membunuhku sehingga kamu tertembak. Wanita itu benar-benar tidak bisa dimaafkan," kata Anya. "Aku dengar, kondisi ibunya semakin memburuk. Meski Bibi Indah bukan ibu kandungnya, ia telah membesarkannya sejak masih bayi. Bagaimana bisa Keara sekejam itu, tidak mau membantu ibu sambungnya sendiri?"     

"Wanita itu memang sangat egois. Ia hanya mencintai dirinya sendiri," Aiden tidak memberitahu Anya bahwa sebenarnya Indah adalah ibunya.     

Meski Anya dan Keara berhubungan darah, Anya tidak seeogis Keara. Aiden takut Anya akan langsung mendonorkan livernya pada Indah kalau tahu bahwa Indah adalah ibunya.     

Bagi Aiden, hidup orang lain tidak ada hubungannya dengannya. Ia hanya peduli terhadap keselamatan Anya dan juga anak mereka.     

Operasi liver bukanlah operasi besar, tetapi juga bukan prosedur yang sepele.     

Indah memiliki pilihan lain untuk melakukan penyembuhan. Transplantasi liver bukanlah prosedur yang mendesak seperti transplantasi ginjal, tetapi entah mengapa hingga saat ini Indah masih menantikan donor yang paling sesuai untuknya.     

Semua manusia adalah makhluk egois, tidak terkecuali wanita sebaik Indah sekali pun.     

Mungkin ia menantikan liver yang terbaik untuknya, yaitu liver yang berasal dari darah dagingnya.     

Terkadang, Aiden bertanya-tanya, apa mungkin Indah menantikan kepulangan Anya ke dalam pelukannya.     

Meski ia tidak tahu apakah putrinya masih hidup atau tidak, Indah masih terus bersikeras ingin liver yang 100% cocok untuknya. Bukankah itu artinya ia sedang menanti Anya?     

Aiden sudah memperhitungkan semuanya di dalam benaknya.     

Keara hamil lebih dulu dari Anya dan ia ingin segera melahirkan anak itu. Mungkin saja ia akan melakukan operasi caesar dan melahirkan bayinya secara prematur, dalam usia kandungan sekitar 7 bulan.     

Kalau benar itu terjadi, Anya sudah tidak perlu mendonorkan livernya lagi. Keara bisa mendonorkan livernya pada Indah setelah melahirkan anaknya.     

…     

Di pinggiran kota, di sebuah villa yang terletak di pinggir pantai.     

Keara sudah mendapatkan laporan dari Keara's Perfume bahwa para pelanggannya mengalami alergi karena parfum baru buatannya.     

Ia telah tertipu! Anya telah menipunya!     

Ketika ia meminta Mila untuk mencuri resep dari Anya, Anya pasti sudah tahu!     

Sebenarnya, Keara merasa sedikit heran. Ia tidak tahu mengapa Anya tidak membongkar perbuatannya itu di saat kompetisi parfum.     

Ternyata, ini lah saat yang Anya tunggu.     

Keara telah bekerja keras selama dua tahun untuk membangun brand-nya sendiri dan ia juga telah memenangkan juara kedua dalam kompetisi parfum yang bergengsi. Namun, karena insiden alergi ini, reputasi Keara's Perfume telah hancur berantakan.     

"ANYA! Beraninya kamu melakukan ini padaku. Masalah kita belum berakhir. Tunggu saja balasanku!" Keara membanting cangkir tehnya ke lantai. Tangannya terkepal dengan erat, sekujur tubuhnya gemetar karena amarah.     

Mendengar suara cangkir yang pecah, seorang pelayan langsung menghampirinya. Pecahan-pecahan cangkir berserakan di lantai, membuat pelayan itu merasa cemas. "Nona, apakah Anda baik-baik saja?"     

"Apakah ayahku masih belum mengangkat telepon dariku?" saat ini, Keara tidak bisa menunjukkan dirinya. Satu-satunya cara untuk keluar dari masalah ini adalah dengan meminta bantuan dari ayahnya.     

Ia tidak bisa melihat kerja kerasnya selama dua tahun hancur begitu saja. Keara's Perfume adalah karirnya … Hidupnya!     

Pelayan itu mengangguk dengan ragu, "Tuan mengatakan bahwa ia sudah berbaik hati, tidak mengumumkan pada semua orang bahwa ia telah mencoret nama Anda dari keluarganya. Ia ingin Anda berhenti mengganggunya."     

"Apa lagi yang ayah katakan?" Keara menjadi semakin dan semakin panik.     

"Katanya, hidup istrinya sudah tidak lama lagi. Ia meminta saya untuk membujuk Anda agar anak mau menyerahkan diri."     

"Sudah dua tahun ibu sakit tetapi sampai saat ini ia masih baik-baik saja. Ia masih bisa bertahan," kata Keara dengan dingin.     

Apa lagi yang bisa pelayan itu katakan untuk membujuk Keara?     

Akhirnya, setelah berpikir cukup lama, akhirnya Keara memutuskan untuk menghubungi Aiden.     

"Aiden, ini aku. Aku minta maaf mengganggumu, tetapi aku butuh bantuan darimu. Apakah kamu bisa membantuku?" tanya Keara.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.