Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Bayi Perempuan



Bayi Perempuan

"Lalu, apa yang terjadi?" tanya Anya.     

"Pemuda yang telah meninggal, yang ditemukan oleh nenekmu itu, adalah pengawal dari Keluarga Pratama. Pada saat itu, Paman Galih mengalami kegagalan bisnis dan ditipu oleh orang. Beberapa kreditor datang untuk mengejarnya, membawa orang-orang untuk menangkap keluarga mereka. Bibi Indah baru saja melahirkan, ia terlalu lemah untuk melarikan diri bersama dengan putrinya yang baru lahir. Akhirnya, ia menitipkan bayinya itu kepada seorang pengawal dan membawa Keara untuk melarikan diri bersama dengan Paman Galih," setelah menceritakanya, Aiden mengecup sisi kening Anya dengan lembut.     

Anya memejamkan matanya dan menarik napas dalam-dalam. Ia sudah bisa menebak apa yang Aiden sembunyikan darinya.     

Ia adalah bayi perempuan yang dititipkan pada pengawal tersebut. Pengawal tersebut berusaha untuk melindungi bayi tersebut sekuat tenaga, hingga mengorbankan nyawanya.     

Saat itu, Indah baru saja melahirkan dan terlalu lemah. Ia tidak bisa melindungi bayinya sendiri. Sehingga akhirnya ia memutuskan untuk menitipkan bayinya pada pengawal tersebut, dengan pemikiran bahwa harapan bertahan hidup mereka jauh lebih besar.     

Tidak ada yang salah dengan keputusannya.     

Tetapi tidak ada yang menduga bahwa Indah malah berhasil bertemu dengan Galih dan melarikan diri. Sementara itu, pengawal yang membawa bayi perempuan itu malah terluka parah dan mati, meninggalkan bayi perempuan itu seorang diri.     

Anya merasa sangat sedih mendengar cerita itu. Tetapi siapa yang harus ia salahkan?     

Apakah ia harus menyalahkan orang yang menipu Galih?     

Kalau Galih tidak tertipu dan tidak mengalami kegagalan bisnis, mereka tidak akan pernah terpisah.     

Apakah ia harus menyalahkan Indah yang tidak mampu melindungi putrinya sendiri, tetapi malah membawa Keara? Ia berhasil menyelamatkan Keara, tetapi harus kehilangan darah dagingnya.     

Apakah ia harus menyalahkan pengawal itu? Mengapa pengawal itu tidak bisa berlari lebih cepat? Mengapa pengawal itu tidak memiliki kemampuan yang lebih hebat sehingga ia bisa bertahan hidup?     

Dengan itu, Anya tidak akan terpisah dari orang tuanya selama lebih dari 20 tahun.     

Tetapi saat mendengar ceritanya dari mulut Aiden, Anya sadar bahwa orang-orang tersebut memiliki kesulitan masing-masing.     

Galih tidak bersalah. Ia tertipu, dikejar kreditor, dan bahkan kehilangan putri kandungnya.     

Indah baru saja melahirkan. Ia pikir ia tidak akan bisa melindungi bayinya sehingga ia menyerahkan bayinya pada orang terbaik.     

Pengawal itu telah berjuang sekuat tenaga untuk bisa bertahan hidup dan melindungi Anya, hingga harus kehilangan nyawanya.     

"Apa yang kamu pikirkan? Mengapa kamu tidak mengatakan apa pun?" melihat Anya yang diam saja, Aiden merasa khawatir.     

Apakah Anya marah padanya karena menyembunyikan semua ini?     

Tetapi alih-alih marah, Anya malah tertawa dan berkata, "Aku tidak tahu harus berkata apa. Aku tidak tahu harus menyalahkan siapa. Semua ini adalah takdir."     

"Saat itu, Bibi Indah terlalu lemah. Ia tidak akan bisa melindungi dirinya dan kamu. Ia pikir dengan memberikanmu kepada pengawal yang lebih kuat darinya, pengawal itu bisa mengantarkanmu ke Paman Galih dengan selamat …"     

"Aku tahu ia ingin melindungiku dan memberikanku kepada seseorang yang lebih kuat. Aku tidak menyalahkannya. Terima kasih sudah memberitahuku. Setidaknya aku tahu bahwa aku tidak dibuang," kata Anya dengan tenang.     

"Sebelumnya, saat kamu menjalani tes kecocokan liver dengan Bibi Indah, Paman Galih memanfaatkan kesempatan itu untuk melakukan tes DNA," kata Aiden.     

Anya menatap Aiden sambil tersenyum. Tangannya terulur, menyentuh dagu Aiden yang tegas, "Aku sudah tahu."     

"Jadi, kamu sengaja?" tanya Aiden.     

"Aku bukan orang sebaik itu, yang mau mendonorkan liverku pada seseorang yang tidak seberapa aku kenal. Aku sengaja datang ke sana karena aku juga ingin tahu. Kalau aku benar-benar putri mereka, mereka tidak membutuhkan Keara untuk menyelamatkan Bibi Indah karena aku bisa menyelamatkannya. Tetapi pada akhirnya, hasil tes DNA itu tidak cocok. Jadi aku tidak berniat untuk mendonorkan liverku," kata Anya.     

Aiden mengecup kening Anya sekali lagi. "Aku tahu apa yang kamu pikirkan. Jadi diam-diam aku mengubah hasil tes DNA-nya. Meski kamu adalah putri mereka, aku tidak mau kamu mendonorkan livermu. Apakah kamu menyalahkan aku?"     

Anya berpura-pura marah dan menatap Aiden dengan kesal.     

Aiden menundukkan kepalanya dan menciumnya sekali lagi, berusaha untuk menenangkan kemarahannya. "Apakah kamu sangat marah?"     

Aiden terlihat sangat memelas di hadapan Anya. Ia benar-benar terlihat ketakutan Anya akan marah padanya.     

Anya tidak bisa menahan tawanya melihat Aiden yang ada di hadapannya. Aiden yang saat ini benar-benar menggemaskan. "Aku tidak marah. Aku tahu kamu melakukannya karena peduli padaku. Kamu takut aku kasihan pada mereka sehingga kamu mengganti hasil tes DNA-nya. Mengapa aku harus menyalahkanmu?"     

Aiden menghela napas lega. "Sekarang kamu sudah tahu semuanya. Bagaimana menurutmu?"     

"Aku dengar donor liver tidak serumit donor ginjal. Mengapa Keluarga Pratama terus menunda hingga saat ini?" tanya Anya.     

"Benar. Sebenarnya mereka bisa mendapatkan donor lain. Tetapi kalau kamu atau Keara yang mendonorkan livernya, operasi itu bisa berjalan dengan lebih aman dan pemulihannya akan lebih baik. Mungkin mereka tidak mau menjalani operasi itu karena Bibi Indah pikir kamu sudah mati. Ia sudah menyerah," kata Aiden. "Keluarga Pratama pikir anak mereka sudah meninggal. Padahal sebenarnya anak itu adalah anak ibumu."     

"Apakah ibu tahu?" tanya Anya.     

"Ibu sudah tahu," kata Aiden sambil mengelus kepala Anya. Di saat-saat seperti ini pun, Anya masih lebih mengkhawatirkan ibunya.     

"Jadi, ibu sudah tahu bahwa aku anak Keluarga Pratama. Kamu juga tahu. Keara dan pamannya juga sudah tahu. Tetapi Keluarga Pratama tidak tahu?"     

Anya bisa mengetahui semua ini karena ia membohongi Aiden sebelumnya.     

"Keara sudah tertangkap sekarang. Untuk menebus perbuatannya, aku menduga ia akan memberitahu Galih yang sebenarnya. Selain itu, ia tidak mau mendonorkan livernya. Ia pikir dengan adanya kamu, ia bisa menghindari tanggung jawabnya untuk menolong Indah," kata Aiden.     

Anya mengangguk mendengarnya. "Selama bertahun-tahun, meski tanpa mereka, aku memiliki hidup yang sangat baik. Aku memiliki ibu yang sangat mencintaiku. Dan sekarang aku sudah punya kamu. Aku tidak berniat untuk kembali ke keluarga mereka dan menjadi saudara Keara."     

Anya benar-benar lelah dengan sikap Keara. Ia tidak mau bersaudara dengan wanita seperti itu.     

Keara sendiri sudah tahu bahwa mereka bersaudara tetapi Keara masih melakukan hal-hal yang kejam padanya.     

"Keara akan segera kembali ke kota dan membereskan masalah Keara's Perfume."     

Anya memeluk leher Aiden dan berkata dengan serius. "Jangan biarkan dia menyelesaikan semuanya."     

"Menurutmu, bagaimana solusi mengenai anak yang dikandung Keara?" tanya Aiden.     

"Anak itu tidak bersalah. Aku tidak berniat melakukan hal yang sama dengan apa yang Keara lakukan padaku. Tetapi bukan berarti aku tidak akan membuatnya menderita," kata Anya. "Bukankah Keara sangat peduli terhadap image nya dan ingin terlihat seperti wanita yang elegan? Aku akan membuka semua topengnya, membongkar bahwa ia telah mencuri resepku dan membuat wajahnya kotor."     

"Apakah itu caramu untuk membuatnya menderita?" Aiden menatap Anya sambil tersenyum. Istri kecilnya yang sedang marah ini terlihat sangat menggemaskan, seperti kucing kecil yang siap untuk menggunakan cakarnya.     

"Keara juga menghasut Natali untuk membunuhku, menghasut pamannya untuk mengubah hasil tes DNA-ku. Meski itu bukan kejahatan besar yang bisa membuatnya dihukum mati, setidaknya ia harus dipenjara. Aku akan menjebloskannya ke dalam penjara dan membiarkannya melahirkan di tempat itu."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.